Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Internasional – Akibat Ebola, Krisis Pangan Ancam Afrika Barat

2 min read

Pihak World Food Program (WFP) menyatakan bahwa, harga pangan akan semakin pada rata-rata 24 persen dari sejumlah negara yang telah terjangkit oleh Ebola. Hal ini memaksa agar warganya menurunkan asupan makanan hingga menjadi sekali saja untuk sehari. “Harga sudah meningkat sampai rata-rata 24 persen,” kata juru bicara dari WFP, Elisabeth Byrs, pada hari Jumat (17/10/2014) kemarin. Ebola telah mewabah pada 3 daerah yang merupakan penghasil pangan, yakni Guinea, Sierra Leone, serta Liberia pada Afrika Barat. Tingkat dari infeksi pada zona penghasil pangan ini datang dari Kenema serta Kailahun yang ada di Sierra Leone, Lofa serta Bong County di Liberia, serta Guéckédou yang ada di Guinea dan termasuk tertinggi pada kawasan tersebut.

Sementara wabah Ebola sudah menewaskan nyaris 4.500 petani. Keputusan dari 3 pemerintah daerah dengan mengkarantina wilayahnya serta membatasi pergerakan demi mencegah penyebaran Ebola jug sudah mengganggu pasaran serta menyebabkan adanya kelangkaan pangan. WFP serta Food and Agricultural Organization (FAO) mengatakan bahwa hal ini telah membuat masyarakat agar membeli pangan dengan cara berlebihan dan mendorong terjadinya harga yang lebih tinggi lagi.

Byrs juga menambahkan bahwa, pasar utama telah menaksir adanya tingkat kenaikan harga bahan pokok pada Guinea, Liberia dan pada negara tetangga yaitu Sierra Leone. Lebih jauh, harga singkong serta beras impor yang menjadi makanan pokok Liberia Monrovia, juga melonjak sampai dengan 30 persen. “Penanaman serta pemanenan tengah terganggu atas adanya implikasi demi persediaan makanan jauh pada bawah garis. Terdapat risiko tinggi dimana harga dapat semakin terus naik hingga musim panen mendatang,” terang Byrs.

Dalam survei putaran pertama kepada 800 warga di Sierra Leone pada distrik Kailahun serta Kenema membuktikan bahwa, warga mempunyai ketahanan pangan pada kondisi yang buruk. Padahal wilayah ini adalah daerah yang menjadi penghasil pangan utama. “Hasil survei memperlihatkan bahwa tingakt keluarga tertentu memilih memangkas asupan dari makanan menjadi sekali makan sehari saja atau memakan makanan dengan biaya yang lebih murah, semisal singkong, ketimbang nasi,” kata Byrs.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *