Thu. Apr 13th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Unik Aneh – Burung dan Ular Jadi Isyarat Penemuan Batu Kristal Ungu

2 min read

Ternyata di momen balik penemuan sebongkah batu ungu dengan tekstur kristal dari Prambanan, juga tersimpan kisah aneh tersendiri. Sang penemu, Juwanto (29) bersama Sayono (38) sempat mengalami hal yang di luar nalar ketika menemukan batu itu. “Kemarin pada Sabtu (30/6), siang-siang saya sedang mencari rumput. Tetapi kok ada burung yang berputar-putar terus di atas sebuah lokasi, burungnya adalah burung papasan,” kata Juwanto.

Hal tersebut dikatakan ‎Juwanto ketika dijumpai di rumahnya yang ada di Dusun Nawung, Gayamharjo, Kec. Prambanan, Sleman, hari Rabu (3/6/2015). “Burung ini seakan sedang memberi petunjuk,” sambungnya. Sementara sang kakak, Sayono mengaku bahwa usai mendengar hal yang dialami adiknya, ia jadi tak bisa tertidur. Sampai keesokan paginya, ia pun memutuskan mengambil batu tersebut dengan mencongkelnya menggunakan sebilah linggis.

Ketika menggali bagian batu yang masih tertanam dalam tanah, Sayono pun mengaku tidak ada kesulitan. Malah ketika mencongkel menggunakan linggis, batu tersebut justru terbelah dengan sendirinya. Usai terbelah, dia pun menyaksikan bagian dalam batu dengan tekstur kristalnya yang sangat memukau. “Saya pun bengong,” sambungnya. Tak hanya sampai di situ saja, ketika Sayono, Juwanto serta 2 orang kerabat yang lain hendak memindahkan batu tersebut ke mobil, ada suatu rintangan lain yang seakan menghalangi upaya mereka.

Rintangan tersebut ialah 2 ular sebesar lengan orang dewasa yang bergantian melintang dan menghalangi langkah mereka. “Saya lalu bilang kalau saya gak ingin ganggu, kemudian ular-ular tersebut pergi sendiri,” ujar Sayono.

Atas penemuan batu tersebut, geolog asal UPN Veteran Yogyakarta, Bambang Prastistho pun menjelaskan singkat pembentukannya. “Lantaran terdapat batu berongga, maka ca‎iran maupun air tanah dengan kandungan silika bisa masuk. Airnya lalu menguap serta dalam tempo yang lama dapat meninggalkan kristal semcam itu,” kata Bambang ketika dihubungi wartawan, pada Kamis (4/6/2015).

Bambang juga menjelaskan bahwa, proses pembentukannya tersebut nyaris sama dengan stalagtit maupun stalagmit dalam gua. Tetapi batu geode temuan Juwanto dan Sayono itu diperkirakan masih lebih keras. Sementara terkait proses terbentuknya, Bambang meramalkan telah terjadi hinga puluhan tahun lamanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *