Politik Terbaru – Momen Dalam Agenda Munas II Hanura
2 min read
Terdapat hal menarik dalam agenda pembukaan Munas II Partai Hanura yang digelar di Diamond Convention Center, kawasan Jl Slamet Riyadi, di Solo, pada Jumat (13/2/2015) malam kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo nampak datang beriringan bersama Megawati serta Surya Paloh. Akan tetapi selama acara berjalan seama lebih dari 20 menit, sosok Jokowi terlihat sama sekali tak berbicara berma sang ketua umum partai pengusungnya yang dalam acara itu duduk di sebelahnya.
Ketika datang, sekira pukul 20.02 WIB, Presiden Jokowi masuk secara beriringan bersama Megawati serta Surya Paloh. Jokowi segera duduk lantas Megawati yang dipersilakan untuk duduk pada sebelah kanan. Mega serta Jokowi tak bertegur sapa ketika duduk sejak awal sampai pukul 20.25 WIB. Malah, Jokowi sesekali nampak berbincang bersama Wiranto yang ada di sebelahnya. Sosok Megawati pun sesekali tertangkap sedang berbincang bersama Ganjar Pranowo yang ada di sebelah kanan. Ganjar merupakan kader dari PDIP sekaligus merupakan Gubernur Jateng.
Tak hanya itu, Hanura pun turut mengundang pihak kepengurusan Golkar Munas Jakarta. “Saat di Yogyakarta, kami ke Solo. Saya dampingi Pak Agung Laksono ke acara Munas Hanura. Pak Agung selaku Ketua Umum dari DPP Golkar,” kata Leo Nababan, Ketua DPP Golkar pada wartawan, hari Jumat (13/2/2015). Dalam kesempatan ini, tentunya Golkar Agung pun akan turut dipertemukan bersama Jokowi dan KIH. “Nanti malam juga bertemu bersama Pak Jokowi juga kan,” ujar Leo.
Pemandangan cukup menarik yang lainnya ialah Agung Laksono yang juga duduk bersebelahan bersama Akbar Tandjung. Nampak keduanya pun juga tidak ada saling tegur sapa. Kehadiran presiden Joko Widodo juga disambut dengan antusiasme kader partai Hanura yang sudah hadir. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memakai batik berlengan panjang serta disambut antusias kader Hanura yang sudah terlebih dahulu berada dalam ruangan. Partai Hanura dapat dipastikan segera dipimpin kembali oleh Wiranto. Akan tetapi masih ada kemungkinan terhadap kontestasi pada tingkat Sekjen yang kelak akan menjadi pendamping Wiranto.
