Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kecintaan Valentino Rossi Akan Dunia Balap Membuatnya Enggan Berhenti dari MotoGP

2 min read

Kecintaan Valentino Rossi Akan Dunia Balap Membuatnya Enggan Berhenti dari MotoGP – Di usia yang sudah menginjak kepala empat, Valentino Rossi diketahui masih tetap mengikuti balapan MotoGP. Kecintaannya terhadap dunia balap yang menjadi alasan Rossi untuk tetap menggeber motor di lintasan.

Valentino Rossi merupakan pebalap yang paling tua yang masih mengikuti ajang MotoGP pada kelas utama di musim lalu. Kala itu, The Doctor sudah berusia 40 tahun.

Meski sudah berumur, akn tetapi Rossi belum menunjukkan tanda-tanda untuk segera gantung helm. Dalam kompetisi balap MotoGP 2020 nanti, peraih juara dunia kesembilan kali tersebut akan mengikuti musim yang ke-25 pada ajang balap motor sepanjang kariernya.

Padahal di tahun depan, Rossi akan memasuki usia yang ke-41 tahun yang tepatnya pada tanggal 19 Februari. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu mengaku alasan dirinya masih menolak untuk berhenti dari ajang MotoGP yakni karena kecintaannya dan kebahagiaan ketika menekuni dunia balap, meski saat ini dirinya dianggap sudah tidak lagi kompetitif.

Rossi mengatakan saat balapan motor dibutuhkan pergerakan, refleks, pikiran, perhatian, serta gestur tubuh. Hal tersebut juga akan membawa berbagai keuntungan, hasrat, sedikit risiko, dan kebahagiaan yang eksklusif. Dia juga bisa merasakan kenikmatan saat memenangi dan meraih sesuatu, satu tujuan, serta satu pencapaian.

Dia menambahkan mengikuti balapan motor layaknya menghilangkan momen-momen saat tidak ada hal lain yang bisa dilakukan, menghabiskan waktu, dan dapat menghilangkan rasa bosan.

Rossi mengatakan balapan ibarat sebuah sistem untuk tetap hidup, meraih kemenangan dan menjadi juara dunia sebab dunia selalu maju. Hal itu merupakan sebuah aspirasi, pilihan dan atau satu sikap yang bisa menguatkan perasaan, reaksi, serta kebahagiaan.

Dia menuturkan ketika mengikuti balapan, anda perlu melakukan persiapan yang matang dan kemampuan khusus, kalau tidak maka akan terjadi kesalahan dan petaka. Ketika membalap juga dibutuhkan hati dan pikiran. Hal itulah yang membuat kami untuk bisa menghargai sebuah kelambatan, saat tidak ada artinya untuk menjadi yang tercepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *