Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Peristiwa – Penipuan Kartu Kredit Abal – abal Intai Orang Kaya

2 min read

Waspadalah ketika ada seseorang yang tiba – tiba menelpon dan menawarkan kartu kredit, bisa jadi mereka adalah bagian dari sindikat pelaku penipuan dengan modus kartu kredit. Hal itu juga yang dilakukan oleh lima orang pelaku yang berhasil diamankan oleh Satuan Reskrim Polresta Depok.

Identitas kelima pelaku itu adalah Prasetyo (35), Pertiyanto (23), Kurniawan (26), Gapur (34), Sri Widiastuti (34). Kelima pelaku tersebut mendirikan perusahaan kartu kredit abal – abal yang bernama CV Esclusive Card, yang beralamatkan di Jalan Pramuka, Mapang, Kecamatan Pancoran Mas Depok.

Selama kurun waktu 1,5 bulan, perusahaan abal – abal itu sudah berhasil menipu sembilan korban. dari hasil penipuan itu, mereka berhasil meraup keuntungan Rp. 40 juta.

“Kami sengaja mengincar orang – orang kaya, dimana mereka adalah orang yang memegang kartu kredit di atas 5 juta,” kata seorang tersangka Prasetyo.

Prasetyo memaparkan asal muasal lahirnya CV Esclusive Card lantaran keprihatinan terhadap gaji mereka selama ini yang diperoleh dari tempat kerjanya. Dia bersama dengan Kurniawan dan Sri Widiastuti, mulai memikirkan jalan pintas untuk mendapatkan pundi – pundi rupiah.

Dari situ terbesitlah sebuah ide untuk membentuk perusahaan kartu kredit abal – abal, dan kebetulan juga kedua temannya itu juga memiliki latar belakang sebagai marketing.

“Kurniawan dan Sri Widiastuti pernah kerja di salah satu bank BUMN. Sedangkan saya, pernah bekerja di asuransi. Jadi kami mempunyai basic yang sama,” jelas Prasetyo.

Lantas, terbentuklah sebuah perusahaan kartu kredit abal – abal. Ketiganya kemudian mengajak Gapur dan Periyanto, yang keduanya dikenal saat sama – sama bekerja di perusahaan travel.

“Kita lalu bikin perjanjian untuk membikin seperti ini (perusahaan fiktif),” tambah Praseto.

Dalam menjalankan modus penipuannya, para tersangka mempunyai tugas berbeda – beda. Sri Widiastuti sebagai marketing, Prasetyo dan Kurniawan mempunyai tugas untuk menyakinkan para korban agar mau menjadi kliennya. Sedangkan untuk Gapur dan Periyanto mempunyai tugas bertandang ke rumah calon korbannya.

“Database kita sudah ada dan dipegang oleh Marketing. Jadi Sri Widiastuti yang menghubungi nasabah, setelah mulai tertarik, data korban lalu diberikan ke saya untuk lebih dinyakinkan,” terang Prasetyo.

Prasetyo juga menambahkan, para calon korban yang ditelepon tidak sembarang, di dalam database sudah terlihat orang – orang pemegang kartu kredit, dan pemegang kartu kredit dengan limit lebih dari Rp 5 juta. Setelah itu tinggal eksekusi.

Prasetyo mengaku sebenarnya awalnya dia melakukan penipuan itu hanya untuk mencari modal usaha saja. Akan tetapi lama kelamaan dia bersama komplotannya ketagihan. “Hasilnya dibagi, saya mendapatkan bagian 15%.” Ujar dia.

Para pengguna kartu kredit sebaiknya tidak sembarang menerima telepon dari orang mengaku dari perusahaan kartu kredit atau visa master.

“Lakukan pengecekan pada nomernya. Sebab kalau memang dari bank pasti mempunyai nomor telepon yang tertera atas nama bank atau nomor teleponnya unik. Sementara yang fiktif hanya menggunakan nomor telepon biasa saja,” tutup Prasetyo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *