Kabar Nasional – Kemunculan Awan Seperti Letusan Gunung di Langit Banten
2 min read
Kemunculan Awan Seperti Letusan Gunung di Langit Banten – Publik Kota Cilegon, Kota serang, lebih-lebih di Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, dikagetkan dengan kehadiran awan yang seperti dentuman asap Gunung Anak Krakatau (GAK).
Beberapa masyarakat, menatap awan itu antar jam 17. 50 WIB sampai jam 18. 15 WIB. terlebih ada yang berpendapat biasa berwarna abu-abu gelap itu adalah kepulan asap dentuman Anak Krakatau.
“Dari Merak (Kota Cilegon) pula nyata terlihat, Kata Sigit, salah satu penduduk Kota serang yang bekerja di Kota Cilegon, lewat pesan singkatnya, Jumat 4 Januari 2018.
Wiwid, salah satu relawan dari FesbukBantenNews pula membenarkan memandang awan itu dari daerah Labuan, Kab. Pandgelang, Banten.
“Itu awan keliatan dari Labuan. Cilegon, serang pula tuturnya keliatan,” perkataan Wiwid, lewat pesan singkatnya.
Menurut informasi dari web https://magma.vsi.esdm.go.id/, yang dibikin Windi Cahya Untung, terdaftar asap kawah bertekanan sedang sampai kuat teramati berona putih serta kelabu dengan intensitas tebal serta tinggi 300-2000 m di atas pucuk kawah. dapat didengar suara letusan di pos pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Hasil pengamatan, dari jam 12. 00 WIB sampai jam 18. 00 WIB itu menulis jumlah dentuman sejumlah 37 kali dengan amplitudo 15-35 mm dengan durasi 29-187 detik.
Status Anak Krakatau masih diposisi di tingkatan III ataupun siaga, dengan jarak aman sejauh lima km dari pucuk gunung yang saat ini ada ketinggian 110 MDPL.
Sedang menurut informasi yang dikirimkan Prakirawan dari BMKG Klas I serang, Tarjono yang memantau melalui citra satelit Himawari tiap jam 19. 00 WIB, ketinggian taburan abu vulkanik Anak Krakatau mendekati 10 kilometer dari permukaan laut (DPL).
Abu vulkanik bergerak ke arah timur laut, serta enggak terdeteksi hujan di antara Sunda serta Banten.
Baik petugas pos pengawasan ataupun BMKG Klas I serang serta Raden Inten, Lampung, belum dapat menegaskan apakah itu awan normal ataupun abu vulkanik dari dentuman Gunung Anak Krakatau.
