Wed. Apr 12th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar internasional – Ulama Sadr Bertemu PM Irak Abadi, Mengisyaratkan Koalisi

2 min read

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi bertemu dengan Moqtada al-Sadr pada hari Sabtu (19/5), kurang dari 24 jam setelah blok ulama Syiah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan parlemen Irak. Tanda paling jelas namun mereka dapat bekerja sama untuk membentuk koalisi.

“Selama pertemuan kami, kami sepakat untuk bekerja sama dan dengan pihak lain untuk mempercepat proses pembentukan pemerintah Irak yang baru,” kata Abadi pada konferensi pers bersama.

“Ini akan menjadi pemerintahan yang kuat, mampu memberikan layanan warganya, keamanan dan kemakmuran ekonomi.”

Sadr, musuh lama Amerika Serikat yang juga menentang pengaruh Iran di Irak, tidak bisa menjadi perdana menteri karena dia tidak mencalonkan diri dalam pemilihan. Namun, kemenangan bloknya menempatkannya pada posisi untuk memiliki suara yang kuat dalam negosiasi. Daftar pemilih Sairoonnya menangkap 54 kursi parlemen, 12 lebih banyak dari yang dimiliki oleh Abadi.

“Pintu kami terbuka untuk siapa saja selama mereka ingin membangun negara, dan itu adalah keputusan Irak,” kata Sadr.

Sebuah blok yang dipimpin oleh Hadi al-Amiri, salah satu tokoh terkuat di Irak, berada di urutan kedua. Amiri, yang memimpin payung kelompok paramiliter, telah mempertahankan hubungan dekat dengan Iran selama beberapa dekade. Sebelum pemilihan, Teheran secara terbuka menyatakan tidak akan mengizinkan blok Sadr untuk memerintah sekutu dekat Irak, dengan mana ia berbagi perbatasan. Iran telah mempengaruhi pilihan untuk perdana menteri di masa lalu.

Memenangkan jumlah kursi terbesar tidak secara otomatis menjamin bahwa Sadr akan dapat memilih seorang perdana menteri. Para pihak harus menyesuaikan diri untuk mencoba dan membentuk blok yang cukup besar untuk mayoritas parlemen yang diperlukan untuk mencalonkan seorang kandidat. Pemerintah harus dibentuk dalam 90 hari dari hasil resmi, tetapi negosiasi diperkirakan akan berlarut-larut selama berbulan-bulan.

Pemilihan itu merupakan pukulan bagi Abadi, tetapi ia masih bisa muncul sebagai calon kompromi yang dapat diterima oleh semua pihak karena ia telah mengatur kepentingan bersaing Amerika Serikat dan Iran – tanpa disadari sekutu dalam perang melawan Negara Islam – selama masa jabatannya. Dalam beberapa hari terakhir, Sadr juga bertemu dengan Ammar al-Hakim, yang Gerakan Hikmanya membuntuti di tempat ketujuh, serta dengan duta besar dari negara-negara tetangga Irak termasuk Arab Saudi, saingan utama Teheran di Timur Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *