Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Rusia Klaim Tidak Ada Bukti Serangan Kimia di Douma

2 min read

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tidak ada bukti yang ditemukan mengenai serangan senjata kimia di kota Douma yang dulu dikuasai pemberontak Suriah. Dia mengatakan spesialis Rusia dan pekerja bantuan telah mengunjungi daerah itu. Para pejuang pemberontak telah mulai meninggalkan kota dengan perjanjian menyerah.

Sumber-sumber medis mengatakan lusinan orang tewas dalam serangan yang dituduhkan hari Sabtu, tetapi angka-angka itu tidak mungkin untuk diverifikasi. AS dan Prancis mengancam “tanggapan bersama, kuat” terhadap serangan yang dituduhkan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan membahas tuduhan itu pada hari Senin. Penyangkalan Rusia terjadi beberapa jam setelah serangan mematikan di bandara militer Suriah, yang ditentang Moskow dan pemerintah Suriah pada Israel.

Itu menghantam pangkalan udara Tiyas, yang dikenal sebagai T4, dekat kota Homs. Pengamat mengatakan 14 orang tewas.

Israel, yang sebelumnya telah mencapai target Suriah, belum berkomentar. Suriah awalnya menyalahkan Washington atas pemogokan itu, tetapi AS, Inggris dan Prancis semuanya telah menyangkal keterlibatan.

Presiden AS Donald Trump mengatakan akan ada “harga besar untuk membayar” atas dugaan serangan di Douma, di wilayah Ghouta Timur, dekat ibukota Damaskus. Dia menyebut Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai “hewan”.

Bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, ia mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Minggu bersumpah untuk “mengoordinasikan tanggapan bersama yang kuat”. Juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan Inggris bekerja dengan sekutu-sekutunya tentang tanggapan tersebut.

Sementara Ahmet Uzumcu, kepala Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia, menyatakan “keprihatinan serius” tentang serangan yang dituduhkan. OPCW saat ini sedang mengumpulkan informasi tentang kemungkinan penggunaan senjata kimia.

Lavrov mengatakan bahwa militer Rusia telah memperingatkan berkali-kali “provokasi” sedang dipersiapkan, yang bertujuan untuk menyalahkan Damaskus atas dugaan penggunaan sen