Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Perempuan Pakistan Yang Diolok-Olok Akibat Gaya Hidup Mereka

2 min read

Pakistan adalah negara yang kontras, dan semakin jelas terlihat saat menyangkut perlakuan terhadap wanita. Pernyataan ini muncul dan kemudian ditulis wartawan BBC Shumaila Jaffery.

“Saat saya masih duduk di bangku sekolah menengah pada 1988, pemilihan pertama Perdana Menteri Benazir Bhutto sungguh memukau saya – ke tahap saya merasa bahwa kehadirannya dalam pemilihan tersebut yang mendorong minat saya untuk terjun ke dunia berita dan yang membawa saya menekuni profesi sebagai jurnalisme. Tapi saya juga ingat diskusi alotnya dengan salah satu teman sekelas saya. Dia adalah putri seorang politisi terkemuka dari partai lain. Bukannya memberi alasan politis, teman sekelas saya dulu malah kerap merujuk gaya hidup liberal Bhutto di London – dan sebagai mahasiswa di Oxford – untuk merendahkannya,” tulis Shumalia Jaffrey.

Situasi seperti itu selalu membuat beberapa kalangan merasa marah. Belakangan ini Jaffrey merasakan kemarahan yang sama ketika aktris Pakistan Mahira Khan dihujat setelah beberapa fotonya menjadi heboh di media sosial. Dia “tertangkap kamera” menghabiskan waktu bersama bintang Bollywood Ranbir Kapoor, merokok di jalanan kota New York. Dia mengenakan gaun pendek dengan punggung yang terbuka yang terinspirasi oleh Marilyn Monroe.

Foto-foto itu memicu kritik  dan polemik di media sosial di Pakistan. Dia diolok-olok sebagai perempuan jalang, dijauhi, dan dituduh menyebabkan Pakistan dan Islam menjadi tidak terhormat. Dan itu bukanlah kali pertama seorang perempuan Pakistan dipermalukan karena pilihan gaya hidupnya.

Pada 2007, Zill-e-Huma, seorang gubernur, dibunuh oleh seorang ekstremis. Pembunuhnya kemudian mengaku bahwa alasannya karena dia tidak berpakaian “dengan pantas” dan karena “menikmati” politik.

Di tahun yang sama, seorang menteri perempuan yang lain, Nilofar Bakhtiar, dipermalukan, diancam dan ditinggalkan oleh partainya sendiri – karena dia memeluk instruktur parasutnya setelah terjun payung di Prancis.

Seorang ulama mengeluarkan sebuah fatwa untuk menentangnya. Dia dipaksa mengundurkan diri. Karir politiknya selesai untuk selamanya.

Ini adalah wanita-wanita terkemuka: berprestasi tinggi yang dikenal atas kontribusinya, yang membuat pilihan mereka sendiri dan hidup dengan cara mereka sendiri. Mereka hidup di batasan yang dibuat oleh masyarakat untuk “wanita baik” – dan saat masyarakat merasa bahwa mereka melangkah keluar dari batas, mereka berhenti mendapat simpati masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *