Kabar Internasional – Militan Gaza Luncurkan Bom Mortir ke Israel, Tidak Ada Korban

Militan Palestina menembakkan lebih dari 25 bom mortir dari Gaza ke Israel pada hari Selasa (29/5), militer Israel mengatakan, di salah satu bendungan terberat dalam beberapa tahun. Tidak ada korban dilaporkan karena sirene yang terdengar di kota-kota dan desa-desa Israel di dekat perbatasan Gaza di pagi hari mengirim warga berlomba ke tempat penampungan. Militer Israel mengatakan sebagian besar proyektil ditembak jatuh oleh interceptor roket Iron Dome-nya.

Kekerasan telah melonjak baru-baru ini di sepanjang perbatasan Gaza, di mana 116 orang Palestina telah tewas oleh tembakan Israel selama demonstrasi massa untuk hak kembali ke tanah leluhur sekarang di Israel. Di tengah kecaman internasional karena penggunaan kekuatan mematikannya, Israel mengatakan banyak dari mereka yang tewas adalah militan dan bahwa tentara telah memukul mundur serangan di pagar perbatasan. Palestina dan pendukungnya mengatakan sebagian besar pengunjuk rasa adalah warga sipil tak bersenjata dan Israel menggunakan kekerasan berlebihan terhadap mereka.

Tidak ada klaim segera tanggung jawab atas serangan bom mortir dari salah satu kelompok bersenjata di Gaza, yang dikendalikan oleh gerakan militan Hamas. Namun serangan itu menyusul penembakan tank Israel pada hari Minggu yang menewaskan tiga anggota kelompok militan Palestina Islam Jihad setelah sebuah alat peledak ditempatkan di pagar perbatasan. Kelompok itu bersumpah untuk membalas dendam. Salah satu bom mortir meledak di halaman taman kanak-kanak yang kosong, dan dindingnya rusak karena pecahan peluru, kata seorang fotografer Reuters.

“Tidak ada negara di dunia yang akan atau harus menerima ancaman semacam itu terhadap penduduk sipilnya. Kami juga tidak, ”Emmanuel Nahshon, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, menulis di Twitter.

Penyelenggara protes perbatasan Palestina mengatakan mereka akan meningkatkan demonstrasi pada hari Selasa dengan meluncurkan sebuah kapal dari Gaza dalam sebuah tantangan terhadap blokade maritim Israel terhadap daerah kantung itu. Lebih dari 2 juta orang Palestina memenuhi daerah kantong pantai yang sempit. Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005 tetapi, karena alasan keamanan, mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya, yang telah mengurangi ekonominya ke keadaan bangkrut.

Mesir juga membatasi pergerakan masuk dan keluar Gaza di perbatasannya. Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina telah terhenti sejak 2014 dan pemukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina mencari negara telah meluas.