Fri. Apr 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Anak-Anak Di Suriah Alami Trauma Berat Akibat Perang

2 min read

Anak-anak di Suriah menderita “toxic stress”, bentuk parah dari trauma psikologis yang dapat menyebabkan kerusakan seumur hidup. Menurut sebuah penelitian dimana grafik kenaikan menyakiti diri dan berusaha untuk bunuh diri di kalangan anak-anak berusia 12 tahun.

Sebuah laporan dari Save the Children dan lembaga kemitraan lainnya di Suriah melukiskan gambaran yang mengerikan dari anak-anak di negara itu, 5,8 juta diantaranya membutuhkan bantuan, setelah perang yang akan mencapai tahun keenam pada pekan depan.

Penulis dari penelitian itu, yang terbesar dari jenisnya yang dilakukan selama konflik, memperingatkan krisis kesehatan mental bangsa yang telah mencapai titik kritis, di mana level peningkatan trauma terbilang mengejutkanm dan penderitaan di kalangan anak-anak bisa menyebabkan kerusakan secara permanen dan tidak dapat di rubah.

Lebih dari 70% anak-anak yang diwawancarai memiliki gejala umum telah mengalami stress berat atau gangguan stress pasca trauma, seperti mengompol. Studi ini juga menemukan bahwa banyak anak-anak yang kesulitan berbicara, bertindak agresi dan  biasa menyalahgunakan zat. Sekitar 48% dari orang dewasa melaporkan bahwa mereka melihat anak-anak telah kehilangan kemampuan berbicara atau telah mengembangkan kesulitan berbicara sejak perang dimulai.

Mohammed, seorang pekerja bantuan dengan Shafak, lembaga kemitraan dari Sava the Children di Idlib, mengatakan abhwa anak-anak di sana berada dalam kondisi gangguan kecemasan yang konstan.

“Kami melihat bahwa mereka selalu tertekan dan bereaksi terhadap suara asing, seperti kursi bergerak atau suara pintu tertutup, karena ketakutan mereka terhadap suara pesawat terbang da roket. Anak-anak semakin terisolasi dan tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan kami, dan pada anak-anak usia muda, kami melihat kasus mengompol,” kata Mohammed.

Firas, yang merupakan ayah dari Saeed, seorang anak berusia tiga tahun mengatakan: “Anak saya terbangung dan ketakutan di tengah malam. Dia terbangun dan berteriak. Seorang anak dibantai di depannya, sehingga dia mulai bermimpi bahwa seseorang akan datang untuk membantai dirinya”.

Mayoritas anak-anak yang diwawancarai menunjukkan tanda-tanda stress berat secara emosional dan 78% diantara mereka merasa kesedihan ekstrim untuk beberapa waktu. Penelitian itu sendiri difokuskan pada 458 anak-anak, remaja dan orang dewasa, dan dilakukan diantara bulan Desember 2016 dan Februari 2017, yang dilakukan di tujuh dari 14 provinsi di Suriah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *