Kabar Internasional – 68 Anak Di Antara Korban Tewas Dalam Serangan Bom Bunuh Diri
2 min read
Hampir 70 anak-anak berada dalam jumlah korban tewas dalams serangan bom bunuh diri mobil yang menargetkan bus. Lembaga monitoring mengatakan bahwa bus itu sendiri membawa para pengungsi yang berasal dari kota yang telah dikuasai oleh pemerintahan Suriah.
Ledakan yang terjadi pada hari Sabutu (15/4) tersebut mengenai konvoi yang membawa penduduk dari kota yang berada di wilayah utara Suriah, Fuaa dan Kafraya, ketika mereka tengah menunggu di titik transit di kota yang dikuasai oleh pemberontak di Rashidin yang berada di barat kota Aleppo.
Sedikitnya 68 anak-anak termasuk di dalam 126 orang yang tewas dalam serangan tersebut, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa hasil terbaru telah mengalami peningkatan dalam jumlah korban yang tewas di mana sebelumnya dilaporkan mencapai 112 orang.
Lembaga pengawas tersebut mengatakan bahwa sedikitnya 109 orang diantaranya adalah pengungsi, sisanya adalah pekerja kemanusiaan dan pasukan pemberontak yang menjaga konvoy tersebut.
Proses operasi evakuasi tersebut dilakukan setelah munculnya kesepakatan antara rezim Suriah dan pemberontak di mana para penduduk dan pemberontak akan dipindahkan dari kota Madaya dan Zabadani, kota yang berada di dekat Damaskus yang telah dikepung oleh pasukan keamanan pemerintah.
Perjanjian tersebut adalah yang terbaru dalam serangankaian penawaran evakuasi, di mana pemerintahan Presiden Bashar Al Assad yang mengatakan bahwa itu adalah cara terbaik untuk mengakhiri kekerasan yang terjadi lebih dari enam tahun dalam konflik perang saudara. Pemberontak mangatakan bahwa mereka dipaksa untuk relokaso setelah pemboman yang terjadi bertahun-tahun yang pengepungan yang melumpuhkan.
Bagian dari tubuh manusia dan barang-barang milik para pengungsi termasuk, pakaian, piring dan bahkan televisi masih berserakan di tempat terjadi serangan pada hari Minggu (16/4). Bus yang hancur berada di dekatnya telah hangus dengan sebuah truk pick-up yang tampaknya digunakan untuk melakukan serangan.
Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut, meskipun kelompok pemberontak Ahrar Al Sham membantah telah terlibat dalam serangan tersebut. Pemerintah Suriah sendiri menyalahkan kolompk teroris, yang cenderung mengarah kepada kelompok oposisi yang bertentangan dengan pemerintahannya.
