Thu. Apr 13th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Ekonomi – Inggris Dituduh Gagal Melindungi Pekerja Rumah Tangga

2 min read

Juru kampanye telah memperingatkan bahwa ribuan pekera rumah tangga asing tetap diperbudak di balik pintu tertutup di beberapa lingkungan terkaya di Inggris. Setelah pemerintah gagal untuk melindungi mereka dari majikan yang bertindak kasar dan ekspoitatif.

Pada tahun lalu, Home Office telah mengeluarkan 18.950 visa di bawah skema PRT dalam rumah tangga pribadi, yang memungkinkan keluarga asing untuk membawa staf rumah tangga saat tinggal di Inggris.

Perubahan yang dilakukan oleh Home Office pada tahun lalu tersebut memungkinkan pekerja rumah tangga dari luar negeri untuk mengganti majikan dalam jangka waktu enam bulan dari visa mereka. Langkah tersebut menyusul tinjauan menyeluruh terhadap skema yang menyimpulkan bahwa pemerintah telah mengungkap ribuan wanita yang di bawa ke Inggris oleh keluarga negara Teluk yang kaya dalam kondisi perbudakan, perdagangan manusia dan pelecehan.

Namun, menurut data yang diberikan oleh Kalayaan, organisasi terkemuka untuk pekerja rumah tangga di Inggris, perubahan tersebut tidak membuat perbedaan pada tingakt pelecehan dan perbudakan domestik yang dilaporkan kepada mereka oleh wanita yang telah berhasil lolos dari tempat kerja mereka.

Kalayaan mengatakan bahwa, di antara wanita tersebut yang mengeluarkan visa dengan skema yang telah diubah yang telah meminta bantuan mereka selama setahun terakhir, sebagian besar tetap tidak menyadari hak mereka untuk mengganti majikan.

Data Kalayaan menunjukkan bahwa 85% pekerja rumah tangga di bawah skema visa yang diubah melaporkan penyalahgunaan psikologis. Selain itu, 63% mengatakan bahwa mereka tidak memiliki akses terhadap makanan biasa dan 81% mengaku tidak diizinkan untuk keluar rumah, 83% mengatakan bahwa majikan mereka mengambil paspor mereka, sementara 33% mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak menerima upah.

“Pada tahun lalu kami telah melihat jumlah tertinggi wanita dalam catata yang datang kepada kami yang kami anggap memenuhi syarat sebagai korban perdagangan manusia,” kata petugas perundang-undangan dan pekerja lapangan Avril Sharp di Kalayaan.

“Ini benar-benar tidak dapat diterima bahwa setahun kemudian bahkan konsesi kecil ini belum dilaksanakan. Hal ini telah terbukti, karena kami menyaksikan tingkat pelecehan yang sama dilaporkan kepada kami oleh wanita yang telah menderita selama berbulan-bulan di tangan majikan mereka sebelum berhasil melarikan diri,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *