Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Ekonomi Dunia – Indonesia Menjadi Korban Perang Mata Uang

2 min read

Sejumlah negara non-industri atau negara yang mempunyai orientasi ekonomi komoditas menjadi salah satu korban utama dari perlambatan ekonomi dunia pada saat ini. Kondisi itu berakibat pada melemahnya nilai tukar. Penyebab utamanya adalah harga jual komoditas yang terus menerus mengalami penurunan terutama turunya harga minya.

“Nilai tukar negara komoditas menurun dan semakin kencang menurun dalam waktu 1 pekan ini sebab harga komoditas yang juga terus menerus mengalami penurunan.”ungkap Nick Cunningham, Kolumis Oilprice.com seperti yang telah dilansir di Time, 25 Agustus 2015.

Menurut Nick Cunningham, meningkatnya penurunan nilai tukar mata uang terjadi lantaran harga minyak dunia yang menurun drastis yaitu pada angka US$ 50 per barel pada pekan lalu.

Cunningham merujuk pada negara-negara seperti Nigeria, Brazil, Meksiko, Turki dan tentu Indonesia, yang wajib mengalami nilai tukar mata uang yang turun jauh di bawah catatan terendah yang pernah dialami oleh negara tersebut. Mata uang Lira di Turki telah mengalami depresiasi sebesar 19% selama tahun 2015 ini. Sementara nilai tukar dari Peso di Meksiko telah turun hingga 25% hingga Agustus 2015 ini.

Sementara di Indonesia, nilai tukar rupiah terus mengalami penurunan dan saat ini hingga berada pada level Rp. 14.000 per US$.

Kurs rupiah di perdagangan, 25 Agustus 2015 masih terkoreksi 4,6 poin atau 0,03% berada pada level 14.054,1 per US$ bahkan tidak sempat menyentuh area aman atau positif selama perdagangan kemarin.

“Kesehatan ekonomi di negara-negara komoditas saat ini memang sangat berpengaruh pada harga komoditas itu.”ungkap Cunningham

Imunitas ekonomi sebuah negara komoditas semakin rentan pada isu ekonomi global. Tidak hanya sampai disitu sentimen normalisasi suku bunga AS (Amerika Serikat), tamparan semakin besar sebab Cina sengaja mendevaluasi mata uang mereka yaitu Yuan.

Akibat hal itu, situasi dan kondisi mata uang di seluruh dunia tidak stabil dan cenderung ke arah currency war atau perang mata uang. Sebagian negara merasa wajib menurnkan, akan tetapi beberapa negara beranggapan jika depresiasi mata uang justru sangat berbahaya di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *