Internasional – Turki Larang Akademisinya ke Luar Negeri

Otoritas dari pemerintahan Turki telah menerapkan larangan untuk bepergian ke luar negeri bagi para akademisi, hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya penangkapan para pendukung percobaan kudeta .

Sumber dari pemerintahan Turki telah menyatakan pada Reuters bahwa pelarangan itu bersifat sementara, dan hanya diterapkan untuk upaya antisipasi dari para pendukung kudeta dari kalangan akademisi untuk melarikan diri menuju ke luar negeri.

Sumber tersebut juga telah menyatakan bahwa beberapa akademisi dari universitas – universitas di Turki diyakini terkait dengan para pelaku pendukung kudeta di jajaran militer. Sumber dari pemerintahan itu tidak memberikan rincian yang lebih dalam terkait hal tersebut.

Sebelumnya pelarangan ini di beritakan oleh media Turki, TRT, yang menyebutkan Dewan Pendidikan Tinggi Turki melarang semua akademisi unutk bepergian ke luar negeri, menyusul gagalnya kudeta akhir pecan lalu yang menewaskan 232 orang.

1.577 dekan dari semua universitas negeri maupun swasta diperintah oleh Dewan Pendidikan Tinggi Turki untuk mengundurkan diri terkait dengan kudeta. Laporan dari The Independent menyebutkan bahwa hingga saat ini pemerintah turki telah memecat kurang lebih 15 ribu tenaga lembaga pendidikan yang terkait dengan kudeta.

Laporan dari TRT juga menyebutkan 95 akademisi dari Universitas Istanbul telah di pecat dari jabatan mereka.

Lima puluh ribu orang Turki telah menjadi target penangkapan dalam upaya pembersihan pendukung kudeta yang di mulai dari, tentara, polisi, badan intelijen, jajaran peradilan, otoritas agama, serta universitas da sekolah.

Secara Resmi Pemerintahan turki meminta kepada Amerika Serikat unutk segera mengekstradisi Fethullah Gulen, yang disebut sebagai dalang dari kudeta dari pihak tokoh agama . Ia adalah mantan teman yang saat ini telah menjadi musuh dari presiden Turki saat ini, Erdogan. Gulen sendiri membantah keterlibatnyanya dalam kudeta dan mengecam aksi tersebut.

Gulen , yang saat ini tinggal dalam pengasingan yang bertempat di Pennsylvania, Amerika Serikat menilai ekstradisi ini hanya menjadi alat balas dendam dari Erdogan kepadanya. Ia berupaya agar pemerintahan Amerika Serikat tidak mengabulkan permintaan ekstradisi yang diajukan oleh pemerintahan Turki.