Internasional Terkini – ISIS Serang Kilang Minyak Libya, 8 Personil Militer Tewas

Kelompok Militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) diketahui menyerang sebuah kilang minyak yang bernama Al-Ghani pada kawasan Libya sebelah selatan. Serangan tersebut menewaskan sejumlah 8 tentara militer Libya yang sedang menjaga ladang minyak itu. “Ekstremis asal gerilyawan IS (ISIS) Libya melakukan serangan secara mendadak kepada kilang minyak, dan menewaskan 8 tentara,” kata juru bicara pengawas fasilitas ladang minyak itu, Ali al-Hassi sesuai dengan yang dilansir oleh AFP, Sabtu (7/3/2015).

Pihak Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) pun juga mengklarifikasi adanya serangan kepada kilang Al-Ghani tersebut. Mohamed al-Hrari, Juru bicara NOC mengatakan bahwa ada 2 warga asing, yaitu seorang warga Austria serta warga Filipina yang sedang bekerja bagi perusahaan pengelola minyak pada kompleks itu, menghilang setelah terjadinya serangan ISIS tersebut. Pada pernyataannya, NOC juga menyebut bahwa sekelompok pria tidak dikenal melakukan serbuan terhadap sejumlah gedung erta infrastruktur kompleks kilang minyak itu. Mereka sempat melepas tembakan brutal, tetapi tak ada staf terluka sebab mereka berhasil menyelamatkan diri menuju tempat yang lebih aman.

Asap tebal nampak membumbung pada lokasi kilang minyak terbakar tersebut. Asap kebakaran tersebut juga masih bisa dilihat dari kota Zela dengan jarak 60 kilometer dari lokasi kilang minyak tersebut. Ali al-Hassi juga menembahkan bahwa militer pemerintah Libya pada akhirnya sukses merebut kembali kompleks kilang minyak itu. Sejumlah tentara tambahan asal kilang minyak yang lain juga dikerahkan, yang berlokasi dekat dari lokasi serangan tersebut.

Di Selasa (3/3) yang lalu, militan lokal juga menyerbu serta menguasai kilang minyak Al-Bahi serta Al-Mabrouk pada wilayah Sirte. Alhasil, perusahaan pengelola minyak mengancam segera menutup semua sumur minyak serta pelabuhan mereka, bila situasi keamanan tak kunjung membaik. Minyak adalah sumber daya alam utama Libya. Total terdapat 11 kilang minyak pada negara itu, jumlah produksi pra-revolusi yang mencapai 1,6 juta barel tiap harinya. Akan tetapi, usai serangan dari koalisi milisi Fajr Mibya, Desember yang lalu, jumlah dari produksi menjadi menurun menjadi 350 ribu barel tiap harinya.