Internasional Terhangat – Plot Serangan Bom Pada Konsulat AS Digagalkan Polisi Kanada
2 min read
Pemerintah Kanada sukses menggagalkan sebuah rencana serangan bom yang ditujukan pada konsulat Amerika Serikat serta sejumlah gedung lainnya pada distrik finansial, Toronto. Pihak polisi juga berhasil menangkap sang pelaku yang menjadi dalang rencana tersebut, dimana ia mengklaim dirinya sebagai pendukung militan ISIS. Rencana ini terbongkar usai sang pelaku kedapatan akan merekrut polisi asal Royal Canadian Mounted Police (RCMP) yang sedang menyamar sebagai anak buah. Sang pelaku yang diketahui bernama Jahanzeb Malik (33) dibekuk oleh pihak Canada Border Services Agency (CBSA). Malik adalah pria Pakistan dan menetap di Kanada semenjak tahun 2004 silam.
Sesuai yang dilansir oleh Reuters, pada Kamis (12/3/2015), Malik datang pada sidang deportasi yang diadakan pada hari Rabu (11/3) waktu lokal, terkait dakwaan sudah membahayakan keamanan negara. Selain itu, Malik pun tak dikenai dakwaan kriminal yang lain. “Saya hendak memastikan CBSA sudah menangkap seseorang pendukung ISIS yang telah dicurigai sudah merencanakan serangan teroris di Kanada,” kata Steven Blaney, Menteri Keamanan Publik pada wartawan. Saat ditanya terkait sudah sejauh manakah rencana itu, Blaney pun menolak untuk berkomentar. “RCMP pun jelas membuktikan orang ini sudah berniat untuk lakukan serangan teroris pada wilayah Kanada,” paparnya.
Malik sempat berkenalan lalu berteman bersama polisi RCMP yang sedang menyamar. Ia lantas mengungkap rencananya guna meledakkan gedung konsulat AS yang ada di Toronto. “Ia memberitahu sang polisi yang menyamar terkait rencananya guna merakit bom dan akan diledakkan menggunakan remote control demi meledakkan gedung konsulat AS serta beberapa gedung lainn pada distrik finansial Toronto,” bunyi pernyataan dari Departemen Imigrasi dan Pengungsi Kanada. CBSA menjelaskan Malik berencana merekam aksi bom itu demi mendorong orang lain agar lakukan hal serupa. Malik malah mengklaim bahwa ia menjadi teman dekat seorang ulama AS, Anwar Al-Awlaki, yang meninggal lantaran drone AS di Yaman di tahun 2011 silam. “Malik ingin meradikalisasi polisi yang sedang menyamar dan menunjukkannya video, termasuk halnya video pemenggalan ISIS,” beber CBSA.
