Internasional Terhangat – Penculikan Terhadap Menteri Afrika Tengah Oleh Kelompok Bersenjata

Sejumlah pria yang bersenjata menculik menteri dari Republik Afrika Tengah ketika ia sedang kembali dari sebuah gereja pada ibukota Bangui. Penculikan tersebut adalah yang pertama kali terhadap anggota pemerintah, walaupun ini terjadi usai beberapa insiden penculikan pada kota itu di pekan lalu. Adalah Armel Ningatoloum Sayo, menjabat ebagai Menteri Olahraga dan Pemuda tersebut juga seorang bekas kepala kelompok pemberontak. Istri dari Sayo, Nicaise Danielle Sayo menyebut bahwa pasangan tu sedang dalam perjalanan pulang setelah mengikuti kegiatan gereja di hari Minggu, 25 Januari waktu lokal kemudian para penculik pun mencegat mereka.

Berdasar sumber informai yang lainnya, kelompok penculik itu memakai sebuah taksi ketika menghalangi kendaraan milik menteri itu. “Ada 3 pria keluar lalu melepas tembakan ke arah udara. Menteri pun bertanya kepada mereka “ada masalah apa?” tetapi mereka malah segera menyuruhnya masuk dalam taksi tersebut… lalu mereka bergegas pergi,” kata sumber itu seperti yang dilansir oleh kantor berita AFP, pada hari Senin (26/1/2015). Sayo adalah mantan pemimpin dari gerakan Revolusi dan Keadilan, akan tetapi ia masuk dalam pemerintahan PM Mahamat Kamoun usai menandatangani kesepakatan damai di tahun 2014 silam. Hingga sejauh ini masih belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab terhadap penculikan tersebut.

Sebelumnya diketahui pula bahwa seorang pekerja kemanusiaan dari Prancis, Claudia Priest juga diculik milisi Kristen lalu dibebaskan tidak lama kemudian. Sosok Priest (67) sempat diculik dengan seorang pria lokal. Yang merupakan pegawai PBB. Ia diculik alu akhirnya dibebaskan tidak berselang lama kemudian. Pihak pemerintah Afrika Tengah pun mengecam aksi penculikan terhadap Sayo sebagai wujud lainnya “kebrutalan” dari para penyerang, bertujuan untuk memicu ketidakstabilan. Kekerasan yang terjadi antar faksi berseteru sudah menjadikan negeri miskin tersebut jatuh menuju sebuah krisis keamanan serta krisis  politik. Konflik yang tercaatat berawal semenjak tahun 2013 teersebut dilaporkan sudah merenggut hingga ribuan korban jiwa. Sampai dengan saat ini masih belum diketahui pasti terkait bagaimana kondisi sang menteri.