Internasional – Rumah Sakit Terakhir Aleppo Hancur

Rumah sakit terakhir yang beroperasi di Aleppo timur telah menjadi reruntuhan akibat dampat dari serangan udara baru-baru ini. Hancurnya rumah sakit ini membuat lebih dari 250.000 orang kehilangan akses untuk mendapatkan penanganan operasi dan perawatan spesialis serta distrik yang dikuasai oleh para pemberontak berada pada titik keruntuhan.

Empat rumah sakit sebelumnya terkena serangan udara dan terpaksa ditutup pada Jumat (18/11) kemarin, sebelum fasilitas medis Omar bin Abdul Aziz terkena serangan udara pada pukul 08:30 waktu setempat, yang menjadi hari yang mematikan bagi fasilitas medis di kota terbesar kedua Suriah tersebut, yang telah secara sistematis menjadi target dari Rusia yang melakukan serangan udara selama lebih dari setahun yang lalu.

“Mereka semua telah berulang kali diserang selama beberapa hari terakhir,” kata David Nott, seorang ahli bedah yang memilki pengalaman puluhan tahun bekerja sebagai tim medis di zona perang yang telah mendukung para dokter di Aleppo.

“Saya tidak berpikir dalam semua tahun melakukan hal ini, saya telah melihat peristiwa-peristiwa mengerikan seperti cedrera, orang tergeletak di lantai di dalam ruang gawat darurat, orang mati yang bercampur dengan orang hidup,” kata Nott. Setidaknya dua orang dokter diantara mereka yang tewas, dan dia taku jika rumah sakit yang tetap bekerja meskioun di bawah serangan dan terus berkurangnya pasokan medis mungkin akan membuat rumah sakit tersebut ditutup secara permanen.

“Rumah sakit Aleppo telah dibuka kembali berkali-kali, di ruang bawah tanah atau di lokasi baru, namun diantaara pemboman dari jet tempur dan pengepungan ini saya tidak tahu apakaj itu akan mungkin untuk membuka kembali fasilitas medis saat ini,” kata Nott.

Kehancuran tersebut muncul di tengah serangan udara di daerah yang dikuasai oleh oposisi dan dipelopori oleh Rusia selama tiga hari terakhir, dengan berhasil menguasai sebagian besar dari wilayah Aleppo melalui sisi timur dalam persiapan untuk melakukan invasi melalui jalur darat yang dipimpin oleh milis yang didukung oleh Iran yang bersekutu dengan pasukan militer Suriah.

Medecins Sans Frontieres mengatakan bahwa rumah sakit di timur Aleppo tersebut telah terkena bom di lebih dari 30 serangan terpisah sejak pengepungan yang dimulai pada bulan Juli dan tidak ada kemungkinan pengiriman bantuan atau untuk pengiriman persediaan bahan makanan.