Internasional – Pengungsi di Jerman Mengamuk Karena Tak Dibangunkan Sahur

Sebuah kamp pengunsian yang ada di Dusseldorf Jerman pada Selasa kemarin telah dibakar oleh sejumlah imigran. Hal ini karena para imigran dilaporkan tengah marah sebab mereka tidak dibangunkan ketika waktu sahur tiba.

Berdasarkan laporan dari koran The Daily Mail pada Kamis 9/6/2016, kobaran api telah melahap sejumlah tempat penampungan yang telah dihuni sekitar kurang lebih 280 pengungsi tersebut. Tim gawat darurat pada saat ini telah merawat 25 orang pengungsi yang mangalami sesak napas karena kapulan asap hasil kebakaran. Pihak kepolisian sampai dengan saat ini masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ini.

Menurut koran Jerman lainnya, Express, terdapat dua warga yang berada dari Maroko tinggap pada tempat penampungan tersebut telah mengatakan kepada petugas keamanan yang berada dari Iran dan tengah berjaga pada kamp tersebut, secara sengaja memang tidak membangunkan sahur. Karena itulah, para imigran lantas marah serta membakar kamp pengungsian tersebut.

Berdasarkan laporan dari saksi, ada ketegangan pada kamp Palang Merah itu dikarenakan adanya perbedaan agama diantara para pengungsi.

“Ketika Ramadhan,ada sekelompok imigran yang ingin berpuasa namun ada juga kelompok lain yang ingin tetap mendapatkan jadwal makan yang seperti pada hari biasanya,” ungkap Ralf Herrenbrueck selaku juru bicara kantor kejaksaan.

Tadi malam pihak berwenang telah mengatakan ada dua warga yang berasal dari Afrika Utara yang diduga telah memicu pembakaran tersebut karena sempat ada cekcok mengenai makanan. Pihak kepolisian serta jaksa juga mengatakan bahwa salah satu dari pria tersebut terlihat tengah menuangkan minyak pada kasur kemudian menyalakan api.

Para tim penyelidik juga menuturkan bahwa cekcok mengenai makanan telah menjadi pemicu dari kebakaran tersebut.

“Kita memang harus melakukan ini agar keadaannya bisa berubah,” ungkap salah satu pengungsi kepada warga pengungsi lainnya.

Pihak keamanan serta kejaksaan cukup menyesalkan dengan kejadian tersebut. Seharusnya permasalah tersebut bisa dibicarakan dengan baik – baik tanpa perlu adanya pembakaran. Sebab dengan terbakarnya kamp tersebut, juga akan merugikan para imigran yang ada di Dusseldorf sendiri.