Internasional – Kaisar Akihito Bisa Diizinkan Untuk Turun Tahta

Kaisar Jepang Akihito harus diizinkan untuk turun tahta, menurut sebuah panel pemerintahan negara Jepang. Hal ini akan menjadi apa yang disebut sebagai langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mencerminkan kekhawatiran mereka terhadap raja yang telah berusia 82 tahun atas kesehatan dan kemampuannya untuk terus melaksanakan tugas resminya.

Panel pemerintahan yang beranggotakan enam orang ahli tersebut dibentuk setelah Akihito membuat tampilan pertama yang langka pada bulan Agustus kemarin melalui televisi di mana dia mengatakan bahwa dia ingin suksesi kekaisaran secara teratur, kata-kata yang penuh dengan kehati-hatian yang banyak diartikan sebagai keinginan untuk turun tahta.

“Saya prihatin dan mungkin menjadi sulit bagi saya untuk melaksanakan tugas saya sebagai lambang negara dengan seluruh tubuh dan jiwa seperti yang telah saya lakukan sejauh ini,” kata Akihito.

Minggu ini, panel tersebut mengatakan akan mendukung undang-undang untuk memungkinkan Akihito untuk mundur tanpa syarat dengan putra sulungnya, Putra Mahkota Naruhito akan menjadi pengganti dari tahta Krisan yang telah berjalan selama 126 tahun.

“Hal ini diinginkan untuk memikirkan kondisi dari kaisar dalam konteks zaman, mengingat bahwa kondisi politik dan ekonomi serta kesadaran masyarakat bisa berubah di masa depan,” kata slah satu dari enam anggota panel seperti yang dikutip oleh sesama panelis Takashi Mikuriya yang menjelaskan kepada wartawan.

Menurut Kyodo News, panel sendiri akan merilis laporan tersebut pada bulan depan dengan perdebatan di parlemen untuk segera di mulai setelah itu. Penyerahan Akihito dari tahta sendiri yang merupakan keturunan beberapa royalis yang mengatakan bahwa terjadinya peregangan kembali setelah 2.600 tahun akan memerlukan sebuah undang-undang, kerena undang-undang rmah tangga kekaisaran tidak mengandung ketentuan untuk suksesi ketika kaisar masih hidup.

Warga Jepang sendiri telah diingatkan mengenai permasalahan kesehatan Akihito pada hari Jumat (15/12) kemarin ketika ia dipaksa untuk membatalkan tugas pagi dirinya setelah mengalami demam. Pada Awal bulan ini, Permaisuri Michiko yang juga berusia 82 tahun telah didiagnosa dnegan penyakit bronchitis yang menyerang paru-parunya, namun laporan terbaru menyebutkan bahwa ia telah pulih dari penyakit tersebut secara penuh.