Internasional – Helikopter Jatuh Ditengah Baku Tembak

Hanya beberapa bulan setelah menjadi tuan rumah pergelaran Olimpiade, area sebelah barat dari Rio de Janeiro telah menjadi zona perang pada akhir pekan ini. Baru-baru ini sebuah helikopter milik kepolisian telah jatuh di tengah baku tembak dan pembunuhan bergaya eksekusi yang menewaskan sedikitnya 12 orang.

Baku tembak itu sendiri dilaporkan terjadi di puluhan lokasi di seluruh kota, yang mendapatkan sorotan atas kekhawatiran krisis keamanan publik yang diperburuk dengan pemotongan anggaran, tindakan anarkisme polisi, perubahan pemerintahan dan ketikdakpastian atas mesa depan dari kebijakan favela.

Bentrokan terparah terjadi di dalam dan di sekitar Cidade de Deus favela, yang terletak beberapa mil dari Olympic Park, yang hanya tiga bulan yang lalu telah merayakan keberhasilan judoka lokal Rafaela Silva yang telah memenangkan medali emas pertama untuk Brasil.

Pada hari Sabut (19/11) yang lalu, masyarakat di lingkungan tersebut ketakutan setelah mendengarkan suara tembakan yang menggema yang berasal dari baku tembak antara geng dan polisi dalam pertempuran yang mematikan dalam beberapa tahun terakhir yang dimulai pada pukul 07:00 pagi dan terus berlanjut hingga malam hari.

Salah satu video yang direkam menggunakan kamera ponsel menunjukkan sebuah helikopter polisi terbang rendah di atas favela setelah ditembaki dari bawah.

“Kami telah membuat elang turun” ucapan yang muncul dalam rekaman tersebut yang disertai oleh suara sorak sorai. Dalam rekaman video yang lain menunjukkan helikopter yang jatuh dan para penduduk lokal berdatangan ke lokasi jatuhnya helikopter tersebut untuk menonton reruntuhan helikopter.

Pemerintah negara bagian tersebut mengatakan bahwa empat orang perwira polisi tewas dalam kecelakaan tersebut, penyebab dari jatuhnya helikopter tersebut saaat ini masih dalam penyelidikan. Laporan awal menunjukkan bahwa tidak ditemukanya luka tembak pada korban yang tewas tersebut.

Menyusul jatuhnya helikopter tersebut, pemerintah mengerahkan polisi militer tambahan untuk membanjiti Cidade de Deus, dan berhasil menangkap empat orang warga dan melakukan penyitaan terhadap senjata api yang ditemukan.

Selang beberapa waktu kemudian, tujuh mayat pemuda lokal berhasil ditemukan, beberapa diantaranya tampaknya telah dibunuh dalam pembunuhan yang bergaua eksekusi. Warga menyalahkan polisi karena telah meminta retribusi ekstra-yudisial secara diskriminasi. Ada juga yang mengklaim bahwa mereka tewas dalam perkelahian antar geng.