Sat. Apr 15th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Terkini Otomotif – Di Jateng, Pendidikan Lalin Jadi Materi Pelajaran Siswa

2 min read

Bermacam usaha guna mengurangi tingginya angka kejadian kecelakaan lalu lintas pun terus digalakkan. Dan salah satu langkah yang hendak ditempuh oleh wilayah Jawa Tengah yaitu menambahkan materi pelajaran berlalu lintas kepada siswa di tingkat SD samapai dengan SMA. Irjen Pol Nur Ali, Kapolda Jawa Tengah menyatakan bahwa jumlah dari korban kecelakaan lalin yang tercatat masih berada pada usia produktif serta termasuk di dalamnya dari kalangan pelajar ternyata juga sangat tinggi.

Pada tingkat pelajar sendiri, persentase dari korban meninggal sebab kecelakaan hingga 20 persen. “Sejumlah tiga puluh empat persen dari korban meninggal merupakan korban pada usia produktif. Dan dua puluh persennya didominasi oleh tingkat siswa,” terang Irjen Pol Nur Ali dari Mapolda Jateng, hari Selasa (13/5/2014). “Langkah ini merupakan upaya guna mendidik para generasi muda agar tertib dalam berlalu lintas,” tegasnya.

Kombes Pol Istu Hari Winarto, Dir Lantas Polda Jateng, juga menambahkan bahwa pihaknya telah mengupayakan berbagai macam sosialisasi terkait pendidikan lalu lintas pada sejumlah sekolah yang mana biasanya telah disisipkan pada saat upacara. Ia juga berharap bahwa kelak kesadaran terkait keselamatan berlalu lintas bisa timbul di siswa apabila pendidikan berlalu lintas telah masuk di dalam materi pelajaran mereka.

Rencana tersebut ditandai dalam penandatanganan MoU terkait pembinaan serta fasilitasi pendidikan berlalu lintas pada wilayah Jawa Tengah. MoU tersebut ditandatangani pula oleh Ganjar Pranowo Gubernur Jateng, serta Kapolda Jateng. Kelak materi itu akan ditambahkan pada materi mata pelajaran PKn serta mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2014-2015.

Menanggapi terkait MoU itu, Ganjar sempat mengatakan bahwa pihaknya mendukung atas hal ini. Menurut penuturan Ganjar, selama ini cara berkendara dari para pelajar masih sangat banyak yang tak sesuai dengan peraturan berlalu lintas serta hal inipun membuat ia merasa cukup prihatin. “Misalnya tidak memakai helm di jalan raya. Sepertinya kan mereka merasa bangga jika tak pakai helm dan ditambah lagi dengan kebut-kebutan,” pungkas Ganjar. Ia juga berharap supaya pendidikan berlalu lintas dapat disampaikan dengan lebih inovatif supaya siswa tak mudah merasa bosan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *