Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Politik – Pilpres di Hongkong Kisruh

2 min read

Pihak PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) di Hong Kong dirasa terlalu percaya diri bahwa tiap WNI dapat memakai hak pilih pada Pilpres 2014 pada 13 TPS dari lokasi Victoria Park. Kenyataannya, mereka tidak punya solusi saat 500 hingga seribuan WNI tak dapat memilih hingga TPS tutup jam 5 sore. Kontan, mereka yang memilih pun berdemo. “Kita juga sempat mewawancara pihak Ketua PPLN di Hong Kong, Pak Didi, yang optimistis setiap WNI dapat memilih,” kata Syaifullah Anas, Koordinator Desk Pemilu Migrant Care ketika dihubungi wartawan dari Jakarta, pada Minggu (6/7/2014).

Syaiful juga menjelaskan bahwa, jam 09.00 waktu lokal, TPS dibuka. Pemilih mengantri mulai jam 07.00. pada wawancara tersebut, PPLN tidak punya opsi lain mengatasi antrian yang telah menunggu semenjak pagi. “Mereka tak berikan alternatif lain demi selesainya pada jam lima. Kita juga tanyakan opsi lain, saat melihat panjangnya antrian, ditambah dengan lambannya pendaftaran para pemilih yang masih belum terdaftar,” katanya. Ia juga menambahkan, PPLN dari awal optimistis sejumlah 96 ribu pemilih dapat memilih pada 13 buah bilik suara hingga jam 5 sore, sesuai dengan izin otoritas Hong Kong.

Namun belakangan, target tak terpenuhi. Hingga jam 5 sore, tersisa 500 hingga seribu pemilih tertahan sebab tak dapat memakai hak pilihnya. Diantara mereka ada yang terdaftar menjadi pemilih dan ada yang belum. Migrant Care juga mengaku menyayangkan langkah dari PPLN di Hong Kong yang tak mengantisipasi hal ini, merefleksi Pileg 2014. Harusnya PPLN memprediksi hal ini sebab buruh migran sudah melek politik.

Dibanding Pemilu pada 2009 silam, mayoritas buruh migran dari Indonesia masih apolitis, juga tak peduli siapa pemimpin negeri mereka kelak. Tetapi pada kali ini sudah berbeda, aspek pemahaman mereka mulai membaik. “Saat Pemilu 2009, pemilihan pada KJRI, sepi banget. Kini teman-teman yang ada di Hong Kong sudah mengenal siapa calon pilihan mereka, utamanya visi misi pada nasib buruh migran. Hal ini menjadi faktor utama membuat mereka ingin ikut memilih,” urai Syaifullah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *