Wed. Apr 12th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Sempat Sukses dengan Wayangnya, Kini Sukarno Diisap Rentenir

2 min read

Wayang memang merupakan bagian dari sosok Sukarno (71) dan hampir tidak mungkin untuk dipisahkan. Bahkan sampai saat inim lembaran dari tokoh pewayangan masih menjadi teman hidupnya kala lagi senang maupun sedih.

Sukarno mengaku bahwa dirinya pernah merengkuh kesiksesan melalui seni pewayangan. Dirinya sempat menjadi pengrajin wayang yang produktif, dia juga menjadi seorang dalang dari wayang beber. Sejumlah turis asing bahkan kerap kali datang ke rumahnya untuk melakukan diskusi mengenai wayang.

“Coba sampeyan lihat, inilah foto-foto saya kerika masih memproduksi wayang. Para tamu yang menemui saya datang dari berbagai Negara,” ujar Sukarno ketika menunjukkan foto serta dokumen tentang dirinya yang disimpan rapi dalam sebuah tas ketika ditemui di Malang pada Minggu 17/1/2016.

Namun tidak disangka bila pria yang tinggal di Desan Pendesari, Kecamatan Pujon, Malang itu harus terus sibuk berurusan dengan rentenir atau bank thithil. Pria kelahiran Ponorogo tersebut harus bekerja keras untuk bisa mengembalikan utang karena usaha yang dirintisnya gulung tikar. Saat ini Sukarno pun hidup dengan serba kekurangan. Bahkan dirinya tidak mampunyai tempat tinggal.

“Saya sangat sedih kalau tanggal jatuh tempo sudah tiba, sebab kurang 5 ribu saja mereka selalu marah-marah. Sama sekali tidak ada sopan santunnya, padahal juga sudah tidak ada barang berharga lagi,” jelasnya.

Setiap berhutang sebesar Rp 1 juta, maka Sukarno pun harus mengembalikannya Rp 1,3 juta. Tetapi hasil berjualan dari wayang hanya Rp 800 ribu. Sehingga dia harus membayar angsuran setiap harinya sebesar Rp 130 ribu, apabila tidak mau maka dirinya akan dikenakan denda.

“Saya masih memiliki hutang RP 15 juta,” imbuh Sukarno.

Wayang yang selalu dipikul oleh Sukarno telah mejadi saksi hidup dari kesulitan yang dialaminya. Tokoh Kresna, Sentyakim Werkudoro, Gatotkaca dia bawa dengan berjalan untuk dijajakan kepada para pembeli. Tokoh-tokoh tersebut saat ini memang tidak dimainkan lagi di depan penonton.

Sukarno sedih dengan keadaan yang dihadapinya ini. Kesuksesan yang ada pada masa lalu seolah hanya menyisakan cerita saja. Dia pun mengaku tidak mengetahui lagi harus minta tolong kepada siapa. Cita-cita untuk membangun sebuah budaya bangsa pun akhirnya pupus karena permasalahan hutang yang harus diselesaikannya. Kesedihannya kerap kali muncul ketika ingat karya-karyanya sudah ‘Tidak Berharga’ lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *