Mon. Apr 17th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Derita Petani Pala

2 min read

Pala merupakan salah satu omset penghasilan alam terbesar di Indonesia dalam masa penjajahan hingga Indonesia rasakan kemerdekaan yang 68 tahun untuk tahun 2013 ini. Indonesia sampai saat ini masih salah satu negara Asia Tenggara terbesar penghasil Pala yang sumbangkan ekspor untuk kawasan Eropa, Asia Barat, Amerika Utara dan Selatan. Tahukah anda jika Pala yang hasilkan selama ini tidak jauh dari sumber terdahulunya yakni Kepulauan Maluku, Halmahera dan Banda.

Yang saat ini merupakan dua provinsi yakni Maluku dan Maluku Utara tetap menjadi sentra produsen Pala terbesar Indonesia untuk konsumsi pangan dan obat – obatan. Namun para petani Pala yang ada sampai saat ini masih banyak yang hidup tidak layak dalam batas garis miskin yang belum tersentuh pemerintah setempat apalagi pemerintah pusat. Ini menjadi polemik yang sangat riskan dari wajah kepemimpinan Susilo Bambang Yodhoyono dalam dua periode jabatannya yang akan segera usai Oktober 2014 mendatang.

Tapi baru ini masyarakat setempat dengan kreatifitas tinggi dengan kemajuan zaman berhasil mempromosikan Pala yang mereka miliki sebagai daya tarik untuk wisatawan mancanegara untuk datang. Salah satu pulau yang terkenal baru ini oleh wiasata Pala adalah Pulau Ai yang masih termasuk dalam gugusan kepulauan Banda dari Kabupaten Maluku.

Tentu ini merupakan pendongkrak ekonomi bagi masyakarat setempat dalam beberapa bulan terakhir. Pala sendiri memiliki dua jenis yakni Biji hitam dan merah. Tapi petani Pala saat ini masih keluhkan dengan penurunan produksi panen karena terserang hama dengan menuanya pohon Pala saat ini milik warga dengan tidak paham betul cara memaksimalkan potensi dari Pala itu sendiri.

Hasil itu memang membuat jumlah penurunan panen dari dua kali dalam setahun menjadi sekali saja. Selain itu setiap pohon hanya maksimal hasilkan 5 kg Pala siap jual. Sementara itu dalam Pulau Ai terdapat 200 petani Pala yang gantungkan kehidupan utama memang dari bertani Pala.

Saat ini harga Pala juga turun dari 150.000 ribu menjadi 80.000 sampai 90.000 dalam kualitas terbaik. Ini menjadikan pendapatan tahunan warga perkirakan mencapai 36 juta rupiah yang terpotong biaya produksi dan perawatan hingga 15 juta rupiah dengan sisa penghasilan yang menjadi tumpuan hidup 16 juta rupiah untuk satu tahun dengan kondisi perekonomian yang mahal saat ini untuk kawasan timur Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *