Berita Nasional – Basuki Tjahaja Purnama Minta Pejabat Jangan Korupsi

Basuki Tjahaja Purnama Wakil Gubernur Jakarta menjelaskan tentang masalah yang terjadi menimpa kepemimpinan Ratu Atut sebagai Gubernur Banten. Basuki Tjahaja Purnama katakan memang memberikan peluang untuk saudara dan kaluarga ikut dalam berpolitik menjadi wakil rakyat sangat sah serta tidak melanggar aturan baik dalam partai politik dan pemerintahan. Yang menjadi ketakutan adalah jika sukses menjadi calon legislatif atau pemimpin daerah melakukan tindakan korupsi serta berbagai penyelewengan anggaran pembangunan daerah. Selain itu aksi suap – menuap demi mewujudkan segalanya sangat tidak mencerminkan seorang politikus jelas Basuki Tjahaja Purnama.

Basuki Tjahaja Purnama juga katakan jika kasus dari klan bentukan Ratu Atut ini menjadikan wajah Indonesia semakin buruk saja dengan tingkat korupsi para pejabat publik. Hingga menjadikan Indonesia masih terkenal dalam mata dunia Internasional sebagai tempat sangat subur demi pilitikus kotor. Basuki Tjahaja Purnama sarankan sangat boleh membentuk kerajaan politik asal semua dengan aturan yang bersih sesuai peraturan yang telah tersepakati oleh pemerintah tentang berbagai cara pelantikan hingga menjadi seorang pejabat negara.

Tidak ada suap menyuap pejabat publik demi lolosnya suatu masalah hingga korupsi dana negara atau daerah demi kemakmuran klan atau keluarga pribadi. Ini adalah uang rakyat bukan kinerja keras para pemimpin negara atau pejabat tinggi. Sebagai pejabat hanya melakukan yang terbaik memberikan solusi bagi perkembangan warganya menuju arah positif bukan memberikan kehancuran dengan carut marutnya proses politikus yang doyan suap serta tidak membiasakan bersikap jujur terhadap rakyatnya sendiri.

Ini akan menjadikan kasus Ratu Atut menjadi pembelajaran penting untuk kedepan terutama bagi Jakarta. Basuki Tjahaja Purnama harapkan kejadian seperti ini tidak akan menjadi pemicu protes besar – besaran dari warga Banten khususnya. Sebab masalah itu akan semakin memperburuk pemerintahan Banten yang sejak lama sudah menjadi gudangnya maling uang negara. Basuki Tjahaja Purnama sendiri sempat heran dengan semua pemalsuan publik yang lakukan oleh klan politik keluarga Ratu Atut.

Karena ini menjelaskan betapa mudahnya setiap pejabat negeri dengan kekuasaannya memberikan kemudahan korupsi dan praktik suap yang sangat larang oleh hukum.