Wed. Apr 12th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Mancanegara Terhangat – Keteledoran Pemerintah Korsel Perparah Risiko MERS

2 min read

Total korban yang terinfeksi oleh Middle East Respiratory Syndrome (MERS) kini sudah mencapai 30 orang di Korea Selatan, hanya selang 2 pekan setelah kasus yang pertama dikonfirmasi terjadi. Sementara 2 orang dinyatakan tewas serta 700 orang lebih terpaksa dikarantina. Seperti yang dilansir Chosun Ilbo, pada Rabu, 3 Juni 2015, diketaui bahwa korban tewas semakin bertambah, begitu pula dengan jumlah orang yang harus dikarantina, diyakini masih terus meningkat sampai 1.000 orang lebih.

Kondisi tersebut semakin memicu kritik terkait kegagalan otoritas berwenang dalam menangani penyebaran wabah mematikan itu dari tahap awal. Pemerintah dinilai tak lekas menginisiasi karantina, sesudah terjadi 3 kasus infeksi MERS. Salah seorang penderita MERS yang berumur 40 tahun, sempat dirawat dalam rumah sakit yang ada di Gyeonggi. Namun sayangnya, otoritas kesehatan tak lekas lakukan pencegahannya, dengan cara memeriksa mereka yang sempat kontak bersama pasien.

Pejabat kesehatan setempat memutuskan cukup mengkarantina sejumlah 62 orang saja, yakni mereka berdiri lebih dari 1 jam dengan jarak 2 meter dari si pasien. Hasilnya, pasien pada ruangan yang lain, berpindah menuju rumah sakit yang lain. Otoritas kesehatan pun juga tak sanggup melacak, siapapun yang kemungkinan menjadi pembawa penyakit. Diperlukan 10 hari sampai akhirnya otoritas kesehatan bisa mengetahui bahwa anak pasien nomor 3 sempat datang untuk mengunjungi ayahnya.

Untuk saat ini, total orang yang sempat lakukan kontak langsung bersama pasien pertama, masih bertambah pesat layaknya efek bola salju, mulanya 62 lalu 127 dan masih terus bertambah hingga 700 orang. Semenjak pasien yang pertama dirawat pada Seoul, 18 Mei, dokter sudah meminta kepada otoritas kesehatan agar lakukan pemeriksaan. Namun malah ditolak serta bersikeras menolak adanya kemungkinan MERS.

Alasannya, pasien tersebut tercatat hanya sempat tinggal di Bahrain, dimana tak pernah ada MERS disana. Ketika otoritas kesehatan melakukan opsi pemeriksaan, keadaan sudah amat terlambat. Selain itu, mereka juga mengabaikan 41% tingkat fatalitas kasus MERS. Mereka tak mau mengakui, bahwa mayoritas kasus MERS akan melibatkan siapapun yang sempat ada di rumah sakit, lokasi pasien pertama itu dirawat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *