Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Mancanegara – Media China Soroti Tingkah AS dan Rusia di Suriah

2 min read

Sebuah media terkemuka China di hari Selasa (13/10) menyebut bahwa Amerika Serikat dengan Rusia akan mengulang perseteruan Perang Dingin sebab ikut terlibat dalam peperangan di Suriah. Harian tersebut berpendapat bahwa kedua pihak harusnya sadar bahwa masa itu sudah selesai, dan saat ini waktunya guna lebih mendorong terjadinya dialog untuk perdamaian.

The People’s Daily yang merupakan koran resmi milik Partai Komunis di China menyebut dua rival tersebut seakan menjadikan Suriah adalah ajang kompetisi militer serta diplomasi seperti yang terjadi pada Perang Dingin. “AS dan Soviet melakukan segala upaya diplomatis, ekonomi, hingga militer di negara dunia ketiga, memainkan banyak hal demi menancapkan pengaruhnya, itu adalah adegan usang Perang Dingin,” dituliskan harian itu yang juga dilansir Reuters. “Tetapi sekarang kita hidup di abad 21, rakyat harus menyikapi hal ini!”

Walau sering mengekor ke Rusia dalam Dewan Keamanan PBB terkait isu Suriah, namun China tetap mengungkpa perhatiannya atas campur tangan di internal Suriah serta berulangkali menyerukan adanya solusi politik. Pada awal Oktober, Rusia melakukan serangan udara pada wilayah Suriah. Aksi Rusia pada konflik sipil Suriah dituduh sebagai upaya dukungan bagi Presiden Suriah, Bashar al-Assad, daripada memerangi ISIS.

AS beserta koalisinya juga sudah lama berperang di Suriah untuk menghabisi ISIS. Tetapi berbeda dari Rusia, AS lebih mendukung pemberontak moderat yang menjadi musuh Assad. The People’s Daily mengimbau tidak ada yang boleh membiarkan ketika Suriah dijadikan lokasi perang, dimana upaya yang mengarah ke penyelesaian krisis secara damai jangan sampai berkurang.

“Warga internasional, utamanya negara besar yang memiliki pengaruh sama besar, harusnya menyadari benar kebutuhan darurat yang mendesak untuk mencapai solusi politik dalam isu Suriah ini,”kutipnya. Tulisan itu diterbitkan dengan nama pena “Zhong Sheng”, artinya “suara China”. Nama ini kerap dipakai saat memberikan pandangan kepada kebijakan luar negeri pemerintah China.

Negara yang minyaknya bergantung pada Timur Tengah tersebut sudah berulang kali menyerukan adanya resolusi politik serta mengingatkan jika tindakan militer tidak akan sanggup menyudahi krisis Suriah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *