Berita Internasional – ISIS Perintahkan Muslim Perancis Menyerang Negaranya Sendiri
2 min read
Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) lagi-lagi merilis sebuah video mereka. Untuk kali ini video tersebut berisi sejumlah anggota ISIS dari Perancis yang menyeru kepada umat Muslim pada negara tersebut guna mengadakan aksi teror pada wilayah Perancis. Video tersebut, yang menurut pihak harian The Guardian dibuat oleh sayap media milik ISIS, Al Hayat Media Department, menayangkan beberapa anggota kelompok tersebut tanpa mengenakan topeng dan duduk mengelilingi api unggun pada sebuah lokasi hutan.
Sejumlah anggota ISIS tersebut nampak sedang membakar sesuatu yang mana diyakini merupakan paspor Perancis. “Kami tak meyakini pada Perancis serta paspor Perancis. Apabila kalian datang di sini, kami pun akan melawan,” tegas salah satu pria pada video tersebut. Menurut The Guardian, satu dari anggota ISIS yang berada pada video tersebut yakni Abu Osama al-Faranci yang mana meminta kepada warga Muslim Perancis supaya tak pergi menuju Timur Tengah dan bergabung bersama ISIS.
Sementara pria kedua yang mana diidentifikasi sebagai Abu Maryam al-Faranci menyatakan bahwa para mujahidin tidak akan ragu dalam memenggal kepala dari para musuh Islam. Sesuai dengan yang diungkapkan The Guardian. Pria yang lain, Abu Salman al-Faranci kemudian memberikan saran supaya mereka yang dapat bergabung bersama ISIS agar beroperasi pada wilayah Perancis sendiri. “Terorlah mereka serta jangan biarkan mereka tertidur oleh ketakutan serta horor. Lakukanlah apa pun demi mempermalukan mereka.”
Selain itu, ISIS ternyata juga sempat merilis video lain yang mana secara khusus ditujukan guna merekrut para anggota baru mereka, seperti halnya dari wilayah Eropa serta Australia. Negara Perancis sendiri untuk saat ini telah bergabung bersama koalisi internasional dimana tengah gencar memerangi ISIS walau hanya membatasi aksinya pada kawasan Irak saja. Di hari Rabu (19/11/2013), pihak pemerintah Perancis menyatakan akan segera menambahkan jumlah dari unit pesawat tempur yang mana tengah terlibat pada operasi militer koalisi yang mana dipimpin oleh Amerika Serikat. Serangan udara koalisi ini dinilai cukup menghambat pergerakan ISIS pada wilayah Irak.
