Berita Internasional – Ini Balasan Putin Atas Sanksi AS Dan Eropa

Vladimir Putin, Presiden Rusia, telah melarang juga membatasi adanya impor pertanian yang berasal dari sejumlah negara yang telah menerapkan sanksi terhadap Rusia sehubungan dengan krisis Ukraina. Dalam dekritnya tersebut, ia menetapkan bahwa langkah yang turut diterapkan kepada impor bahan pangan diberlakukan hingga satu tahun lamanya. Sejumlah departemen pemerintah juga diminta guna memberikan daftar sejumlah produk yang telah menjadi subyek dari dekrit tersebut.

Pihak Rusia sendiri sebelumnya juga pernah memberikan larangan impor kepada negara lain tetapi dalam alasan kesehatan masyarakat. Dekrit pada Rabu 6 Agustus tersebut tak menyatakan secara jelas negara mana saja yang menjadi sasaran tetapi Amerika Serikat juga Uni Eropa memang pada beberapa waktu belakangan ini telah meningkatkan sanksinya terhadap Rusia.

Pihak Brussel (pusat Uni Eropa) telah memperluas sanksi kepada individu yang diketahui dekat terhadap Putin sampai dengan sektor ekonomi. Pihak Rusia berbelanja buah serta sayur kepada Uni Eropa yang bernilai hingga 2 miliar euro tiap tahun sedangkan impor pangan dan produk pertanian kepada Amerika Serikat yang berjumlah 1 miliar euro.

Sanksi terhadap Rusia sehubungan dengan dukungannya kepada kelompok pemberontak yang berada di timur Ukraina, menjadi ditingkatkan oleh sejumlah negara Barat usai kelompok pemberontak tersebut menembak jatuh sebuah pesawat milik Malaysia Airlines MH17 yang mengakibatkan keseluruhan 298 penumpang juga awaknya pada pesawat tersebut tewas.

Sementara itu Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, memberhentikan untuk sementara upaya pencarian jenazah terhadap pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina Timur. Penundaan dari pencarian tersebut disebabkan oleh situasinya yang dianggap terlalu membahayakan. “Tak masuk akal guna meneruskan usaha pemulangan pada kondisi seperti itu,” kata Rutte pada saat konferensi pers Den Haag, pada Rabu 6 Agustus.

Rutte juga menambahkan bahwa berlanjutnya pertarungan diantara pasukan Ukraina melawan pemberontak pro-Rusia di lokasi jatuhnya pesawat tersebut menyebabkan ahli forensik tak mungkin mencapai lokasi puing pesawat. Proses untuk pencarian tersebut, menurut keterangan PM Rutte, mungkin diteruskan kembali apabila keadaan sudah dirasa cukup aman.