Nasional – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, menargetkan penyelesaian program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) untuk penanganan stunting pada akhir tahun 2025.
Program ini bertujuan untuk menyediakan hunian yang layak dan sehat bagi warga Solo, guna mencegah terjadinya stunting.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperumkimtan) Solo, Nico Agus Putranto, mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, terdapat 75 unit RTLH yang akan dibangun, tersebar di lima kecamatan.
“Untuk 2025 ini, program RTLH untuk stunting jumlahnya ada 75 dan dibuat dalam dua tahap. Kemarin sudah selesai tahap pertama dengan 26 unit, dan di tahap kedua ini ada 46 unit,” jelas Nico saat meninjau program RTLH di Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, pada Kamis (27/11/2025).
Nico menekankan bahwa kondisi rumah tinggal merupakan komponen penting dalam mencegah stunting. Oleh karena itu, perlu ada penanganan agar rumah menjadi sehat dan aman untuk keluarga.
“Memang salah satu faktor yang dapat menyebabkan stunting adalah kondisi rumah. Kita akan perbaiki ventilasi dan kelembaban rumah,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan menerima bantuan sebesar Rp 20 juta dalam bentuk material pembangunan.
“Nilainya untuk stunting kita ada Rp 20 juta per rumah bantuannya, sehingga anggaran kita mencapai Rp 1,5 miliar untuk penanganan stunting,” tambah Nico.
Nico menyatakan bahwa penerima bantuan program RTLH stunting sudah ditentukan oleh kelurahan.
Untuk memastikan program ini tepat sasaran, pihaknya menerjunkan tim Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk melakukan survei.
“Kita mendapatkan data fix untuk stunting ini melalui ajuan dari Pak Lurah, Pak RT/RW, kemudian kita tindaklanjuti dengan TFL untuk melakukan verifikasi di lapangan sebelum melakukan bantuan langsung kepada penerima,” katanya.
Ia juga meminta kepada warga penerima bantuan RTLH stunting di Solo agar tetap menjaga kebersihan rumah.
“Kita lakukan evaluasi agar rumah yang sudah kita perbaiki tetap sehat dan tidak kembali kumuh. Evaluasi ini penting untuk mencegah penambahan-penambahan yang dapat menyebabkan kumuh kembali,” imbuhnya.
Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani, menambahkan bahwa program RTLH merupakan salah satu upaya penanganan kawasan kumuh, namun khusus ditujukan untuk penanganan stunting.
“Kami menemukan di lapangan bahwa stunting ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kesehatan, tetapi juga oleh sektor non-kesehatan, termasuk lingkungan dan sanitasi untuk air yang dikonsumsi oleh rumah tangga,” katanya.
Astrid juga menyebutkan bahwa angka stunting di Solo masih fluktuatif. Oleh karena itu, Pemkot Solo terus melakukan intervensi dengan meningkatkan pemenuhan gizi, termasuk penyediaan makanan tambahan dan dapur sehat.
“Tetapi bukan itu saja permasalahannya. Kami mencoba pendekatan yang lebih realistis di sisi lingkungan dan rumah layak huni,” tutup Astrid.