Thu. Apr 13th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Unik Aneh – Resmi Launching, Terjemahan Alquran Versi Ngapak

2 min read

Budayawan Banyumas Ahmad Tohari menterjemahkan Al Quran dalam bahasa Banyumasan, Selasa (10/12). Ia kini telah menyelesaikan 12 jus dari 30 jus Al Quran. Terjemahan ini diharapkan bisa mendekatkan ayat suci ke masyarakat pengguna Bahasa Banyumas yang diperkirakan mencapai 11 juta orang. (Aris Andrianto/Tempo)

Sebuah kabar menggembirakan bagi kalangan penutur Bahasa Banyumasan. Pihak Kementerian Agama telah resmi meluncurkan terjemahan Alquran dalam versi bahasa yang terkenal disebut dengan bahasa Ngapak, pada pekan lalu. Usaha untuk menerjemahkan ini dirintis dari 3 tahun yang lalu. Seorang anggota dari tim penyusunnya sekaligus budayawan Ahmad Tohari (67) menjelaskan bahwa upaya ini juga demi lebih mendekatkan Alquran dengan komunitas abangan. Sekaligus guna melestarikan bahasa Ngapak sebab disinyalir mulai terancam punah.

Tohari pun mengaku bahwa usaha penerjemahan ini bukanlah pekerjaan gampang. Banyak sekali kosakata bahasa Indonesia maupun Arab yang tak mudah dicari padanan katanya di Bahasa Banyumasan. Penulis Ronggeng Dukuh Paruk tersebut bahkan mengaku berat badannya hingga turun 1,5 kilogram. “Saya sendiri sempat stres, tetapi lantaran niat saya ibadah ya saya jalani saja dengan nikmat,” kata Tohari ketika dijumpai di rumahnya kawasan Jatilawang, Banyumas, hari Senin (7/12/2015).

Tohari sendiri terpilih sebagai anggota Tim 11 bentukan Kementerian Agama dalam proyek penerjemahan tersebut lantaran selama ini dirinya dikenal sebagai sosok penyusun kamus Jawa untuk dialek Banyumasan. Sejak 2011, tiap-tiap anggota kemuian berbagi tugas untuk menerjemahkan 1/11 Alquran. Karena tidak semua anggota tim tersebut berasal dari Banyumas, maka proses penerjemahan pun terbagi menjadi banyak tahap.

Tohari pun menegaskan bahwa penerjemahan ini memang dari awal bermaksud demi mendekatkan Alquran pada kalangan abangan. Golongan ini, menurut pendapatnya, berjumlah lebih banyak ketimbang pengikut NU ataupun Muhamadiyah. “Berdasar penelitian, jumlah penganut Islam abangan ada sekitar 62 persen,” terang Tohari. Untuk penggunaan kosakata, ia lebih memilih untuk memakai kosakata awami alias yang populer di kalangan masyarakat, yang ia namakan dengan kosakata kerakyatan. Tujuannya supaya masyarakat menjadi lebih mudah dalam memahaminya.

Ia juga menerangkan kalau bahasa Banyumasan aslinya merupakan bagian bahasa Jawa Kuno yang tak menerapkan unggah-ungguh serta tak menggunakan dominasi vokal O. tetapi, bahasa Banyumas kini sudah mulai mengenali unggah-ungguh sebab cukup lama dikuasai Mataram yang termasuk menerapkan Jawa Anyar. Perubahan dalam rasa bahasa ini berpengaruh terhadap terjemahan Banyumasan. Ia kemudian mencontohkan dialog diantara Tuhan dan manusia yang menggunakan bahasa krama namun dengan tingkatan yang masih sederhana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *