Nasional – Pelajar SMK Negeri 4 Semarang, GR (17) tewas usai pinggulnya ditembak polisi di sekitar jalan Perumahan Paramount, di Semarang Barat pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.
Polisi menyebut melakukan penembakan karena korban terlibat tawuran dan hendak dilerai.
Pihak SMKN 4 Semarang mengungkapkan, GR dan dua siswa lain korban penembakan, A dan S, belum pernah terlibat tawuran sebelum peristiwa Minggu malam itu.
Koordinator Bimbingan Konseling (BK) SMKN 4 Semarang Rizky Agung menegaskan, bila selama ini ketiga siswanya itu tidak pernah melanggar aturan sekolah.
“Sejauh ini nggak ada masalah sama sekali. Mereka nggak pernah ikut tawuran sama sekali,” kata Rizky saat ditemui di kantornya, Selasa (25/11/2024).
Dalam catatan BK, mereka bertiga disebut memiliki perilaku baik dan tidak pernah membuat onar.
Baik di dalam kelas maupun saat mengikuti ekstrakurikuler Paskibra Bela Negara.
“Keseharian mereka bertiga, kesehariannya baik, nggak ada masalah sama sekali, di luar sekolah pun setahu kami dari BK itu ndak ada masalah, karena di dalam catatan BK mereka belum ada sama sekali,” imbuh dia.
Bahkan anggota Paskibraka SMKN 4 Semarang itu kerap mengikuti perlombaan dan berhasil membawa pulang sederet prestasi yang membanggakan.
Terakhir, mereka membawa pulang piala juara 3 baris berbaris tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah di Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024.
“Prestasi untuk nilai mata pelajarannya, itu kalau dari BK kurang begitu tahu. Tapi setahu saya mereka ikut Paskibra dan sering juara,” beber dia.
Rizky mengaku terkejut saat mendapat kabar peserta didiknya meninggal usai terlibat tawuran pada Minggu.
“Kita dapat informasi itu terus terang saja kita juga kaget. Kita masih bertanya-tanya, kita belum mendapatkan berita lengkapnya seperti apa, jadi kita juga kaget pas disebut sampai bisa ketembak itu karena apa juga kita enggak tahu,” ungkap dia.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini sepakat bila ketiga peserta didiknya bukan anak nakal, apalagi menjadi anggota gangster.
Baca juga: Anggotanya Disebut Pesta Sabu Sebelum Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Kapolrestabes: Negatif
“GR Dianggap sebagai kreak (gangster) ya saya kaget. Dari sekolah belum punya banyak informasi, kejadian itu juga hari libur dan sudah ditangani pihak berwajib,” tutur Agus.
Lebih lanjut, Ketua Paskibraka SMKN 4 Semarang, Rasya (17) turut mengakui GR dikenal sebagai sosok yang teladan, dan disiplin.
Dengan kesibukan latihan Paskibraka yang padat, menurutnya tidak mungkin GR sempat tawuran.
“Selama saya menjabat sebagai ketua enggak ada yang terlibat kreak (gengster). Enggak ada waktu buat anak Paskibraka ikut kreak, pulangnya juga malam terus,” tegas Rasya.