Piala Dunia 2014 – Kolombia VS Brasil, Penuh Beban Mental

Kolombia menjadi rintangan Brasil demi memenangkan Piala Dunia 2014 mereka yang keenam. Pertandingan perempatfinal tersebut berlangsung dari Estadio Governador Placido Aderaldo Castelo, Fortaleza, hari Sabtu (5/7/2014) pada jam 03.00 WIB. Emosi dari pemain Brasil saat ini sedang disorot usai memenangkan adu penalti melawan Chile dalam laga perdelapanfinal. Luiz Felipe Scolari, pelatih timnas Brasil bahkan membuat jadwal pertemuan bersama tim psikolog di awal minggu ini guna memulihkan mental serta mengurangi tekanan yang dialami oleh para pemainnya.

Tangisan Neymar usai kemenangan yang mendebarkan dari Chile itu menegaskan bahwa tak ada masalah pada mentalnya juga pada rekan-rekannya. “Saya sudah pulih dan tak ada masalah emosional,” tegas Neymar. “Melawan tim Chile, banyak kegembiraan yang tiap orang mempunyai cara sendiri mengungkapkannya.” “Kami disini semua sudah siap melawan Kolombia, mudah-mudahan bisa melaju semifinal,” tuturnya.

Di sisi lain, ternyata selain dari problem mental, 2 hasil keterpurukan pada gelaran Piala Dunia 2006 serta 2010 turut mempengaruhi squad Brasil. Seperti yang diketahui bahwa dalam 2 gelaran sebelumnya, tim Samba terhenti pada delapan besar saja.

Lain pihak, keberhasilan lolos perdelapanfinal kali pertama dari James Rodriguez dan kawan-kawan menjadikan tim Kolombia kian percaya diri. Apalagi, mereka menorehkan 4 kemenangan secara beruntun. Selain dari itu, squad momongan Jose Pekerman ini tak tergantung pada 1 pemain saja, seperti squad Brasil dengan Neymar.

James Rodriguez nampaknya menjadi harapan baru bagi Kolombia. Ia mencetak 5 gol hingga kini serta memimpin klas mesin gol. Didukung pula performa para pemain Kolombia yang juga bagus, contoh saja Juan Cuadrado dan Jackson Martinez. Ditambah dengan kokohnya tembok pertahanan Kolombia, yang hanya kebobolan 2 gol dalam 4 kali pertandingan.

Cuadrado mengharap Rodriguez memperlihatkan ‘sihirnya’ kembali seperti saat mencetak 2 gol di gawang Uruguay saat perdelapanfinal. “Saya mempercayai dukungan semua rekan satu tim sudah membuatnya rileks serta memberikan kepercayaan diri dalam menunjukkan performa terbaiknya,” kata Cuadrado. “Dia mampu memberikan sesuatu yang besar tiap saat sebab kita tahu ia menjadi suatu fenomena.”