Kabar Internasional – Pengungsi Afrika Tengah Kurang Makanan
2 min read
Diberitakan bahwa para pengungsi korban dari konflik yang terjadi kawasan Afrika Barat, terlebih lagi kamp pengungsian yang ada di Kamerun juga dihantui masalah kekurangan bahan pangan. Tak hanya sampai di situ saja, para pengungsi juga mengalami kekurangan alas berupa tikar serta selimut. “Tiap hari para penghuni di kamp ini selalu ada yang meninggal sebab terkena sakit maupun kelaparan,” demikian dikatakan oleh Kasim Abdurrazak yang merupakan wakil dari kepala kamp pengungsi pada wilayah barat sesuai dengan yang dikatakan pada Rully Barlian Thamrin, Direktur Pendayagunaan PKPU yang pada saat ini ada di Kamerun, pada hari Kamis (24/4/2014).
Dikatakan juga oleh Kasim yang mana saat sebelumnya memiliki profesi menjadi montir itu bahwa para pengungsi tak hanya sedang dihantui oleh kelaparan, melainkan juga oleh pembunuhan yang sering dilancarkan dari kelompok tertentu. “Meskipun kini mereka sudah sangat jauh meninggalkan tanah air mereka Afrika Tengah, akan tetapi unsur keselamatan serta rasa keamanan mereka tak dapat dijamin sebab terus saja diserang serta dikejar kejar. Bahkan lebih buruk lagi, sejumlah anggota dari keluarga yang sedang berusaha menuju lokasi pengungsian harus meninggal pada wilayah hukum dari Kamerun,” ia katakan.
Para pengungsi merasa tak yakin mereka akan dapat kembali lagi menuju Afrika Tengah sebab sejumlah ancaman serta serangan yang makin hari makin tinggi intensitasnya. Seperti yang telah diberitakan pula bahwa PKPU, lembaga kemanusiaan nasional menyalurkan bantuan pada para pengungsi Afrika Tengah yang ada di Kamerun. Kemudian yang dipilih adalah kota Kentjou yang mana lokasi tersebut menampung tak kurang dari total 15 ribu orang pengungsi.
Dengan menggunakan mobil, anggota tim memerlukan waktu selama 32 jam dari kota Douala guna mencapai kota yang memiliki penduduk sejumlah 30 ribu orang tersebut. Jarak dari kota Kentjou menuju perbatasan Afrika tengah terhitung sejauh 50 km. PKPU beserta mitra lokal lebih dulu tinggal selama sehari guna masuki wilayah pengungsian serta memudahkan waktu juga jarak jangkau akses menuju lokasi dari pengungsian
