Kabar Internasional – Irak Luncurkan Serangan Ofensif Ke Wilayah Mosul Barat

Pasukan pemerintahan Irak telah meluncurkan serangan ofensif untuk menguasai wilayah bagian barat kota Mosul dari kelompok militan ISIS. Ratusan kendaraan militer yang didukung oleh kekuatan udara telah terekam melewati gurun menuju ke posisi dari pejuang jihad di kota pada hari Minggu (19/2) pagi waktu setempat.

Pasukan pemerintahan telah berhasil menguasai bagian timur kota Mosul, yang merupakan kota terbesar dari ISIS yang berada di Irak pada akhir bulan lalu. Namun pejabat militer mengatakan bahwa sisi bagian barat dari Mosul yang memiliki jalanan yang sempti dan berkelok-kelok akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi pasukan pemerintahan.

Berdasarkan Letnan Jenderal Abdulamir Yarallah, serangan terakhir yang mereka luncurkan berjalan dengan baik, dengan reaksi yang ofensif untuk menguasai desa bernama Athbah dan al-Lazzagah yang berlokasi di dekat bandara Mosul.

Bagaimanapun, peluncuran serangan ofensif terbaru telah dibayangi oleh rekaman video seorang pria yang berseragam pasukan keamanan Irak melakukan tindakan keekrasan dan membunuh seroang pria tak bersenjata dijalanan kota Mosul.

Tayangan kekerasan tersebut telah diunggah melalui halaman sosial media yang mendukung pasukan pemerintahan Irak, yang mengingatkan propaganda dari ISIS sendiri dan telah dikutuk oleh PBB dan kelompok hak asasi manusia.

Aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa video tersebut tidak hanya mengancam menodai citra aparat keamanan, tetapi berpotensi untuk melemahkan dukungan publik terhadap tindakan ofensif di Mosul.

“Sementara operasi militer ini telah melihat sedikit insiden kekerasan dibandingkan dengan operasi sebelumnya, sangat penting bahwa perdana menteri Haider al-Abadi telah bertindak serius ketika mereka tiba. Kami sering melihat otoritas telah menciptakan komite investigasi, kami jarang melihat hasilnya, tapi kami berharap kali ini berbeda,” kata Belkis Wille yang telah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi di Irak untuk Human Rights Watch.

Pasukan keamanan sendiri telah secara luas disambut oleh warga yang telah merasakan pemerintahan brutal dari ISIS, dan dipuji karena telah menahan diri mereka melalui berbulan-bulan peperangan yang melelahkan di kota, yang menentang kehawatiran bahwa serangan oleh pasukan dari Syiah di kota yang didominasi oleh kelompok mayoritas Sunni bisa memicu pertumpahan darah sektarian.