Kabar Internasional – Dua Remaja Ditahan Atas Keterkaitan dengan Pembunuhan Jurnalis

Dua pria remaja telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan terhadap jurnalis Lyra McKee.

Pasangan itu, yang berusia 18 dan 19 tahun, ditahan di bawah Undang-Undang Terorisme.

Ms McKee, 29, ditembak ketika dia sedang mengamati kerusuhan di Londonderry di Irlandia Utara pada Kamis malam.

Itu terjadi di perkebunan Creggan. Kekerasan pecah setelah penggerebekan di kawasan Mulroy Park dan Galliagh yang nasionalis oleh polisi yang menyelidiki aktivitas republik yang tidak setuju.

Ms McKee berdiri di dekat kendaraan 4×4 polisi dengan wartawan lain ketika dia ditembak.

CCTV menangkap momen-momen terakhirnya di kerumunan dan rekaman telepon seluler menunjukkan tersangka pria bersenjata itu.

Layanan Kepolisian Irlandia Utara (PSNI) mengatakan seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah petugas polisi sekitar pukul 23.00 BST, Kamis.

Dalam video itu, penyerang bertopeng bersandar dari balik penutup dan tampak menembakkan tembakan ke arah polisi dan penonton.

Ada kecaman luas atas pembunuhan itu.

Det Supt PSNI Jason Murphy, yang memimpin penyelidikan, menggambarkan kematian Ms McKee sebagai “tidak masuk akal dan mengerikan di luar kepercayaan”.

Pada acara di Derry pada hari Jumat, mitra Ms McKee, Sara Canning, menggambarkannya sebagai “advokat dan aktivis yang tak kenal lelah” untuk komunitas LGBT .

Ms Canning mengatakan mimpi pasangannya telah “dihancurkan oleh tindakan biadab tunggal” dan dia dibiarkan tanpa “wanita yang aku rencanakan untuk menua”.

“Pembunuhan yang tidak masuk akal atas Lyra McKee telah meninggalkan sebuah keluarga tanpa seorang putri tercinta, seorang saudara perempuan, seorang bibi dan seorang bibi yang hebat; begitu banyak teman tanpa kepercayaan mereka,” tambah Canning.

“Kita semua lebih miskin karena kehilangan Lyra.”

Pembunuhan Ms McKee terjadi 21 tahun setelah perjanjian damai Jumat Agung ditandatangani di Irlandia Utara.

Kesepakatan damai tahun 1998 menandai berakhirnya konflik berdarah selama puluhan tahun – yang dikenal sebagai Troubles – yang melibatkan kaum republikan dan loyalis di mana sekitar 3.600 orang diperkirakan telah tewas.

Perjanjian Jumat Agung adalah hasil dari negosiasi intens yang melibatkan pemerintah Inggris dan Irlandia dan partai-partai politik Irlandia Utara.

Tokoh-tokoh dari perbedaan politik, termasuk pemimpin Sinn Féin Mary Lou McDonald dan pemimpin DUP Arlene Foster, termasuk di antara ratusan orang yang menghadiri acara tersebut.

Salah satu teman dekat Ms McKee, Kathleen Bradley, mengatakan kepada BBC: “Lyra adalah suara – dia tidak takut untuk berdiri dan memegang pandangannya.

“Lyra berhasil memasukkan Mary Lou McDonald dan Arlene Foster ke Creggan [untuk acara darurat] tanpa keamanan tinggi atau barikade.