Kabar Internasional – Asia Tenggara umumkan Perjanjian dengan China Terkait Laut China Selatan

Negara-negara Asia Tenggara akan mengumumkan perjanjian dengan China pada teks kerja untuk negosiasi mengenai kode etik. Hal ini untuk mengurangi ketegangan di Laut China Selatan yang disengketakan pada pertemuan yang dimulai pada hari Kamis (2/8).

Rancangan komunike yang dilihat oleh Reuters menunjukkan 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) juga bertujuan untuk segera mencapai kesepakatan cybersecurity dengan Rusia, yang dituduh Amerika Serikat ikut campur dalam pemilihan, menyusul peretasan di wilayah tersebut. Komunike, yang menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk pakta perdagangan ambisius yang didukung oleh China, akan dikeluarkan oleh para menteri luar negeri ASEAN pada hari Sabtu (4/8) pada penutupan pertemuan diplomat top di Singapura.

“Kami mencatat dengan puas negara-negara anggota ASEAN dan China telah menyetujui satu draft teks COC (Kode Perilaku) negosiasi,” baca draft komunike, menambahkan bahwa itu dicapai pada bulan Juni selama pembicaraan tingkat tinggi di China.

ASEAN juga mendesak langkah-langkah untuk “denuklirisasi lengkap, diverifikasi, ireversibel” dari semenanjung Korea, mengatakan itu menyambut sebuah perjanjian antara Amerika Serikat dan Korea Utara pada pertemuan puncak bulan Juni di Singapura. Berbicara di sela-sela acara, diplomat top pemerintah China pada Kamis menyerukan dorongan untuk membangun mekanisme perdamaian untuk semenanjung Korea serta denuklirisasi. China, bersama dengan Korea Utara dan Amerika Serikat, adalah penandatangan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-53, bukannya perjanjian damai.

“Kita harus, pada saat yang sama dengan mewujudkan denuklirisasi semenanjung Korea, mendorong maju dengan membangun mekanisme perdamaian untuk semenanjung,” kata Penasihat Negara China Wang Yi.

Selama beberapa hari ke depan, negara-negara Asia Tenggara juga berharap untuk mengadakan perjanjian cybersecurity dengan Rusia, dokumen draft menunjukkan.

“Kami menyambut baik penguatan lebih lanjut dari kerja sama kami dalam cybersecurity dengan Rusia melalui penerbitan pernyataan menteri luar negeri ASEAN dan Rusia,” katanya.

Singapura, tuan rumah pertemuan itu, mengalami serangan cyber terburuknya pada Juli, ketika peretas mencuri informasi pribadi sekitar 1,5 juta orang, termasuk Perdana Menteri Lee Hsien Loong, dari database kesehatan pemerintah. Malaysia tahun ini mengatakan telah menggagalkan pencurian cyber bank sentralnya. Tidak ada negara yang mengidentifikasi peretas dan tidak menyarankan keterlibatan Rusia, yang tahun lalu menunjuk duta khusus untuk ASEAN yang berbasis di Jakarta, ibukota Indonesia.