Internasional Terbaru – Nasib Warga Jepang Yang Disandera ISIS Di Ujung Tanduk

Diketahui bahwa tenggat waktu yang disediakan ISIS bagi Jepang berakhir di hari ini, akan tetapi hingga kini masih tidak ada kesepakatan dari pemerintah Jepang guna menyelamatkan kedua warganya yang menjadi sandera milian ISIS Suriah. Di lain sisi, kini warga Jepang malah terbelah jadi dua. Pada satu sisi, ada warga yang minta agar pemerintah tidak usah membayar dana tebusan, sedangkan pada sisi lain, ada pula yang meminta agar sandera bisa dibebaskan. Untuk saat ini otoritas Jepang masih berupaya mencari cara demi berhubungan terhadap ISIS.

“Ada banyak mereka yang mendesak kami sebab waktunya makin minim, tetapi pemerintah juga belum dapat memutuskan apapun. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan,” kata juru bicara pihak pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, sesuai yang dilansir NBC News, pada Jumat (23/1). Di lain hal, Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang juga masih belum mengatakan apakah bersedia membayar dana tebusan. Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Yasuhide Nakayama sudah dikirim menuju Yordania demi mencari dukungan dari negara lain guna menyelesaikan masalah ini.

Kemarin sempat diberitakan, PM Shinzo Abe telah berjanji melakukan segalanya untuk membebaskan kedua warganya yang menjadi sandera militan Islam garis keras, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Akan tetapi menurut kalangan ahli, ia hanya mempunyai beberapa pilihan saja atas waktu yang kian sedikit itu. Para pengamat mengatakan bahwa Shinzo harus dapat tampil dengan tangguh di hadapan para teroris demi mengintimidasi mereka supaya 2 warga Jepang yang menjadi sandera tersebut tak dibunuh. Perkataan dari kalangan ahli itu sesuai yang dilansir tabloid Time, pada Rabu (21/1) yang lalu.

Pihak pemerintah Jepang juga ingin sekali untuk berbicara bersama militan ISIS serta bernegosiasi supaya warga mereka tak jadi dibunuh. Sesuai mengutip pernyataan dari Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga di kantor berita CNN. Ia sempat mengatakan bahwa, “pemerintah ingin lakukan yang terbaik demi berkomunikasi bersama ISIS lewat pihak ketiga, baik itu pemerintah maupun penduduk lokal (Suriah).”