Berita Internasional – Bisnis Kotor ISIS Irak Dengan Omzet Harian Rp 19 Miliar

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan telah menjual minyak mentah kepada pasar gelap. Minyak mentah tersebut berasal dari sejumlah ladang minyak yang telah mereka rebut. Pada pasar gelap, pihak ISIS diketahui menjajakan minyak mentah tersebut hanya setengah harga resmi internasional serta berhasil memperoleh sedikitnya 1 juta poundsterling yang setara dengan Rp 19 miliar dalam sehari.

Untuk harga pada pasar internasional bagi minyak berjenis Brent Crude yakni sekitar 102 dolar AS tiap barrel. Harga tersebut tercatat sampai dengan Jumat (22/8/2014). Sedangkan ISIS menjual hasil minyak mereka dalam harga berkisar 25-60 dolar AS tiap barrel. Sejumlah pakar pun mengatakan bahwa, walau minyak dari ISIS ini sempat membanjiri pasar gelap, tetapi kondisi seperti itu takakan berpengaruh terhadap harga minyak dunia sebab kuantitas yang telah ditawarkan oleh ISIS ini masih dibilang amat kecil.

Salah seorang pengamat pada Brookings Doha Center, bernama Luay Al Khatteeb menyatakan bahwa ISIS diduga telah menyelundupkan sedikitnya 30.000 barrel minyak mentah tiap harinya. Jumlah tersebut sama sekali bukanlah tandingan dari Arab Saudi yang sanggup menghasilkan hingga 9 juta barrel minyak menyah dalam sehari. “Tapi, meski kuantitasnya masih kecil, keadaan ini juga perlu diwaspadai serta signifikan. Karena ISIS dapat memperoleh dana rata-rata Rp 19 miliar dalam sehari oleh penjualan minyak mentah ini demi menjalankan aksinya,” ujar Al Khateeb. “Kawasan diantara Irak serta Suriah memang jadi lokasi yang ideal untuk pasar gelap demi memasarkan minyak mentah tersebut lantaran kawasan itu saat ini ada di bawah kekuasaan ISIS,” tambah Al Khateeb.

ISIS setidaknya telah menguasai 60 persen dari ladang minyak pada provinsi timur Suriah. Sedangkan di Irak, ISIS memiliki 7 ladang minyak serta 2 buah lokasi penyulingan. Ditambah lagi, ISIS tidak hanya kuasai rute pasar gelap minyak mentah, tetapi minyak mentah dari ISIS ini juga akan dikirim menuju Jordania melalui provinsi Anbar, Iran melalui Kurdistan, Turki melalui Mosul, di pasar lokal Suriah serta menuju daerah otonomi Kurdi.