16 May 2025, Fri

Polisi Belum Menangkap Pelaku Pelemparan Ke Bus Persik Kediri Di Stadion Kanjuruhan

Nasional – Insiden pelemparan bus yang menimpa tim Persik Kediri seusai laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (11/5/2025), masih menyisakan tanda tanya besar. Hingga saat ini, Polres Malang belum menangkap pelakunya.

Bus yang membawa tim Persik dilempar batu oleh oknum suporter, diduga Aremania, sesaat setelah pertandingan berakhir dengan kekalahan Arema FC 0-3. Akibat kejadian tersebut, kaca bus pecah dan serpihan melukai kepala pelatih Divaldo Alves dan asisten pelatih Antonio.

Kasi Humas Polres Malang AKP Bambang Subinanjar menyatakan, saat ini penyelidikan masih berlangsung. Empat saksi telah dimintai keterangan, termasuk dua orang dari tim pengawal Persik dan dua warga sekitar.

“Tim reskrim dan lapangan masih bekerja mengumpulkan bukti serta menelusuri rekaman CCTV di sekitar lokasi,” ujar AKP Bambang Subinanjar kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).

Pihak kepolisian juga telah mengamankan barang bukti berupa batu yang digunakan pelaku. Namun, para pemain dan staf Persik belum diperiksa karena kondisi mereka masih kelelahan.

Di sisi lain, General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi mengungkapkan, kemarahan dan kekecewaannya atas insiden tersebut. Ia menegaskan, peristiwa itu terjadi di luar kawasan stadion (zona 4) sehingga berada di luar tanggung jawab panitia pelaksana (Panpel).

“Manajemen Arema FC selalu jadi sasaran cercaan. Padahal, ini terjadi di luar stadion dan bukan di bawah kewenangan kami,” tegasnya.

Yusrinal mengeklaim, pihaknya telah mengeluarkan lebih dari Rp 1 miliar untuk mempersiapkan pertandingan sesuai standar keamanan tinggi (high risk match). Namun, tuntutan dari berbagai pihak terus membebani Arema FC.

“Pihak keamanan perlu evaluasi. Jangan semua disalahkan ke klub. Kami sudah penuhi semua renpam,” tambahnya.

Manajemen Arema FC mendesak kepolisian untuk segera mengusut dan menangkap pelaku pelemparan, dan mempertanyakan mengapa kekesalan suporter tidak disampaikan secara bertanggung jawab.

“Kalau kecewa karena Arema kalah, kenapa harus melampiaskan ke tim lawan? Tangkap pelakunya dan ungkap motifnya,” ujarnya.

Arema FC menyatakan mempertimbangkan tidak lagi menggunakan Stadion Kanjuruhan untuk pertandingan ke depan, mengingat kondisi yang dianggap tidak kondusif dan kurang menghargai keberadaan klub.

“Tiga tahun kami berjuang bertahan tanpa pemasukan, kembali ke rumah sendiri justru tidak dihormati. Rasanya sudah berdarah-darah,” kata Yusrinal dengan nada emosi terkait pelemparan batu ke bus Persik Kediri.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *