17 May 2025, Sat

Nenek 96 Tahun Penjual Gorengan Jadi Jemaah Haji Tertua Di Cianjur

Nasional – Seorang nenek penjual gorengan asal Desa Sindangresmi, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi jemaah haji tertua dari Cianjur tahun ini.

‎Nenek Irah namanya, ia berusia 96 tahun dan akan menunaikan ibadah haji bersama besannya, Odah, yang kini berusia 93 tahun.

‎Keduanya tergabung dalam kelompok terbang (kloter) JKS 25 dan dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada Selasa, 13 Mei 2025 dini hari dari Asrama Haji Cianjur bersama jemaah lainnya sebanyak 242.

‎Keberangkatan Nenek Irah sempat tertunda pada 2019 akibat pandemi Covid-19. Namun pada 2025, penantiannya selama bertahun-tahun akhirnya terbayar. Dia pun menjadi jemaah haji tertua di Cianjur.

Meski usianya sudah lanjut, ia dinyatakan dalam kondisi sehat dan telah mengikuti seluruh tahapan pembinaan, mulai dari manasik haji, bimbingan teknis, hingga pemeriksaan kesehatan.

‎Menurut cucunya, Suhendar Al Asnawi, sejak muda Nenek Irah memang telah berjualan gorengan untuk memenuhi kebutuhan hidup. ‎Bahkan, semangat berdagang itu masih terus dijalani hingga kini, meski hanya sekali seminggu saat ada pengajian di kampung.

“Dari muda memang sudah berjualan gorengan, tetapi sekarang karena faktor usia, nenek jualannya pas pengajian saja seminggu sekali,” ujar Suhendar, Senin (12/5/2025).

Ia mengungkapkan, biaya keberangkatan haji sang nenek berasal dari hasil menabung selama puluhan tahun dari berjualan gorengan. Dana ini kemudian dilengkapi dengan hasil penjualan sebidang tanah milik keluarga.

“Iya, hasil nabung dari jual gorengan. Namun, karena belum cukup, nenek juga menjual tanah di kampung untuk menutupi kekurangannya,” jelasnya.

Dirinya mengaku Nenek Irah dalam kondisi sehat 95%. Ia pun bersyukur karena ibadah haji yang sudah lama dinanti neneknya akhirnya bisa terlaksana tahun ini.

Sementara itu, Kasi Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Cianjur, Rian Fauzi, mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah skema khusus untuk mempermudah pelaksanaan ibadah bagi jemaah lanjut usia, termasuk Nenek Irah.

‎“Program murur memungkinkan jemaah lansia langsung bergerak dari Arafah ke Muzdalifah tanpa turun dari bus, lalu langsung menuju Mina. Sementara tanazul memungkinkan jemaah lansia yang menginap di hotel dekat Jamarat tidak perlu mabit di Mina, guna mengurangi kepadatan dan risiko kelelahan,” kata Rian.

‎Kisah Nenek Irah, yang menjadi jemaah haji tertua di Cianjur menjadi bukti nyata bahwa semangat untuk menunaikan rukun Islam kelima tidak pernah mengenal usia. Ketekunan, doa, dan kerja kerasnya selama puluhan tahun akhirnya membuahkan hasil, menuju tanah suci Makkah dan Madinah dengan penuh haru dan kebahagiaan.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *