Nasional – Dziffa, seorang perajin tempe asal Dusun Sroyo, Desa Dlanggu, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terpaksa mengecilkan ukuran tempe yang diproduksi akibat lonjakan harga kedelai impor. Kenaikan harga ini dipicu oleh kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama tempe terus meroket dalam empat bulan terakhir. Dari semula Rp 8.500 per kilogram, kini naik hingga Rp 9.600/kg. Bahkan, harga sempat mengalami fluktuasi di kisaran Rp 9.000 hingga Rp 9.500 sebelum kembali melonjak.
“Impor, lusa kemarin. Awalnya Rp 9.000, lalu naik ke Rp 9.500, sekarang Rp 9.600,” ungkap Dziffa kepada Beritasatu.com, Selasa (6/5/2025).
Agar tetap bisa menjalankan usaha keluarga yang telah dirintis selama 20 tahun, Dziffa pun mengambil langkah penyesuaian dengan mengecilkan ukuran tempe tanpa menaikkan harga jual, sebagai dampak dari tarif impor Trump.
“Ukuran tempe kami perkecil. Keuntungan turun sekitar 30%, tapi masih bisa untuk beli bahan baku dan menggaji tiga karyawan, termasuk saya,” jelasnya.
Dengan dibantu dua karyawan yang bekerja dalam dua shift pagi dan siang, Dziffa setiap hari mengolah sekitar 400 kilogram kedelai impor menjadi sekitar 100 cetakan tempe. Proses produksi menggunakan dua jenis cetakan kayu berukuran lebar 14 cm dan 30 cm, panjang sekitar 2 meter, dan tebal 4,5 cm.
“Sejak harga kedelai naik, saya kurangi lebar cetakan 2 mm jadi 13,8 cm. Konsumen mengerti, karena mereka tahu harga kedelai sedang tinggi,” tambahnya.
“Harapannya harga bisa turun, minimal Rp 8.500. Di atas Rp 8.000 saja, para perajin Insya Allah masih nyaman, tidak seperti sekarang,” pungkasnya.
Pemasaran tempe Dziffa dilakukan melalui berbagai jalur, mulai dari pembeli langsung di tempat produksi, 10 reseller yang menyuplai Pasar Tangunan, Pandanarum, dan Sawahan, serta penjualan langsung oleh kakaknya di Pasar Dlanggu, Mojokerto.
Dziffa berharap pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai impor agar para perajin tempe seperti dirinya dapat bertahan menghadapi tarif impor Trump