Nasional – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat dan memicu kekhawatiran. Dalam 24 jam terakhir, tercatat 15 kali guguran lava pijar dan lebih dari 200 aktivitas gempa yang mengindikasikan pergerakan magma aktif di dalam tubuh gunung.
Laporan resmi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, guguran lava terjadi ke arah barat daya, terutama mengarah ke Kali Bebeng dan Kali Krasak, dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter.
“Teramati 15 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter,” ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).
Gunung yang memiliki ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, saat ini berada pada status Level III (Siaga). Dalam periode pemantauan 12 Mei 2025 pukul 00.00–24.00 WIB, tercatat 113 kali gempa guguran, 135 kali gempa hybrid/fase banyak.
Aktivitas gempa ini menunjukkan adanya suplai magma aktif dari dalam gunung, yang dapat memicu erupsi lanjutan.
Cuaca di sekitar Merapi bervariasi dari cerah hingga hujan, dengan suhu berkisar 17,7 hingga 27°C dan kelembapan mencapai 100%. Meski sebagian besar visual puncak terlihat jelas, asap kawah putih tipis terpantau membumbung hingga 100 meter dari puncak.
BPPTKG mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah potensi bahaya, khususnya sektor selatan–barat daya, yaitu Sungai Boyong (maksimal 5 km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km).
Kemudian dari sektor tenggara, sungai Woro (3 km), dan Sungai Gendol (5 km). “Potensi lontaran material vulkanik dapat mencapai radius hingga 3 km jika terjadi letusan eksplosif,” lanjutnya.
Selain ancaman guguran lava, masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap awan panas guguran (APG), lahar hujan, hingga gangguan akibat abu vulkanik.
Aktivitas vulkanik Merapi berpotensi memburuk saat curah hujan tinggi, yang dapat mempercepat terbentuknya lahar dingin.
BPPTKG memastikan, pemantauan Gunung Merapi dilakukan secara intensif selama 24 jam penuh. Evaluasi status akan segera dilakukan jika terdapat peningkatan signifikan pada aktivitas vulkanik.