Nasional – Puluhan rumah warga di Desa Margasari, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten terendam banjir dengan ketinggian hingga 1 meter akibat sungai Cimanceuri meluap, pada Kamis (28/11/2024) sore
Akibat banjir tersebut membuat aktivitas warga terganggu. Sejumlah warga juga terpaksa harus mengungsi ke majelis taklim dan musala lantaran khawatir banjir semakin tinggi.
Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, air dari luapan sungai Cimanceuri masih mengalir ke permukiman warga. Tidak adanya tanggul di bibir sungai membuat air luapan mengalir cukup deras ke permukiman warga.
Seorang warga bernama Marni mengatakan, banjir dari luapan sungai Cimanceuri ini terjadi pukul 04.30 WIB dini hari. Meski banjir datang tiba-tiba namun perabotan rumah tangga miliknya berhasil diselamatkan ke tempat yang lebih aman.
“Di sini sering banjir, cuma banjir kali ini yang terparah, ini saja saya mau mengungsi ke rumah saudara. Aktivitas juga terganggu, saya kan biasanya jualan ini harus memindahkan barang-barang,” katanya kepada Beritasatu.com.
Kepala Dusun Margasari, Uwes menyampaikan, banjir akibat meluapnya sungai Cimanceuri ada 48 rumah. Namun, ketinggian banjir yang merendam rumah warga bervariasi mulai dari 40 centimeter hingga ketinggian 1 meter.
“Rumah yang terendam itu ada RW 02 di kampung Pendeuy, RW 01 di kampung Kadu Agung sama RW 04 kampung Cangkring. Namun rumah warga yang banyak terdampak banjir itu ada di RW 01 ada sekitar 2 RT,” jelasnya.
Selain tidak tanggul di bibir sungai Cimanceuri, Uwes menyebut adanya proyek pembangunan perumahan di seberang sungai diduga membuat banjir yang merendam permukiman setiap tahunnya semakin parah.
“Sungai Cimanceuri meluap itu sejak dahulu. Namun yang parahnya itu waktu ada pembangunan perumahan saja. Waktu itu ada pengurukan tanah jadi air ke sini semua. Banjir kalau dahulu enggak parah, paling sawah saja,” ungkapnya.
Warga yang terdampak banjir saat ini mengungsi di musala dan majelis taklim. Selain bantuan logistik warga juga berharap adanya bantuan tenda pengungsian agar tidak mengganggu kegiatan ibadah dan kegiatan majelis taklim.
“Kami butuh bantuan logistik dan obat-obatan, terutama untuk anak-anak kecil. Kalau ada juga tenda darurat, karena apa sekarang warga mengungsi di mushola jadi khawatir mengganggu yang mau ibadah,” pungkas Uwes.
Warga berharap instansi terkait juga dapat membuat tanggul di bibir sungai Cimanceuri yang melintasi permukiman. Normalisasi sungai Cimanceuri juga dapat menjadi solusi banjir tidak lagi merendam permukiman.