Nasional – Kasus keracunan massal yang menewaskan satu orang di Ponorogo terus diselidiki pihak kepolisian. Hingga Senin (3/2/2025), masih ada empat korban yang menjalani perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo akibat insiden ini.
Peristiwa ini bermula dari hajatan di rumah Miswaji di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, pada Kamis (30/1/2025). Setelah menyantap hidangan, sebanyak 46 orang mengalami diare, pusing, mual, muntah, dan demam, bahkan satu korban meninggal dunia pada Sabtu (1/2/2025).
Tak hanya di Desa Bondrang, kejadian serupa juga terjadi di Pondok Pesantren Al Madinah, yang berlokasi di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Ponorogo. Sekitar 25 santri dan pengasuh pondok mengalami gejala yang sama setelah menyantap makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap menu sate gule yang disajikan di kedua lokasi berasal dari katering yang sama dan dikonsumsi pada hari yang sama, yakni Kamis (30/1/2025).
Pengasuh Pondok Pesantren Al Madinah, Abu Bakar Fachrudin, mengungkapkan pihaknya memesan sate gule untuk acara buka bersama dengan para santri. Awalnya, tidak ada tanda-tanda keracunan setelah makanan dikonsumsi.
“Jumat (31/1/2025) pagi, saya baru mulai merasakan diare. Ada 13 santri yang terkena, sebagian mengalami diare ringan dan gejala lainnya,” ujar Fachrudin.
Sementara itu, Elsa Fitria, salah satu korban yang masih dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo, mengatakan ia mengalami keracunan setelah menyantap sate gule yang dibawa pulang oleh ibunya, yang bekerja di Pondok Al Madinah.
“Ibu membawa pulang sisa makanan dari buka bersama. Saya dan keluarga ikut makan, lalu kami semua mengalami gejala yang sama. Empat orang dari keluarga saya harus dirawat di rumah sakit,” tutur Elsa.
Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengungkapkan pihaknya telah memeriksa 41 saksi, termasuk korban keracunan serta pemilik katering. Polisi juga telah mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium.
“Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui zat apa yang terkandung dalam makanan tersebut. Hasilnya diperkirakan keluar dalam satu atau dua minggu ke depan,” ujar Andin.
Pemilik katering sendiri mengaku terkejut dengan insiden ini. Menurutnya, usaha katering tersebut telah beroperasi selama bertahun-tahun dengan resep dan bumbu yang sama. Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab utama keracunan dan menentukan langkah hukum lebih lanjut.