Kabar Olahraga – Bulutangkis Indonesia Sukses Besar di Asian Games

Sejauh ini sorak-sorai paling keras di klab utama tempat Asian Games di jantung ibu kota Indonesia Jakarta selama beberapa minggu terakhir telah terdengar naik dari arena bulutangkis.

Sangat populer di negara tuan rumah Asia Tenggara, bulutangkis telah menarik ribuan penonton – dan jutaan lainnya di televisi – membuatnya menjadi yang paling banyak ditonton di acara olahraga dan 167 disiplin acara yang berlangsung selama dua minggu.

Bahkan Presiden Joko Widodo berada di tangan pada hari Selasa untuk menonton pahlawan lokal Jonatan Christie memenangkan medali emas di tunggal putra, menjadikannya salah satu dari hanya beberapa acara yang telah dihadiri.

Dengan kapasitas 7.000, stadion bulutangkis selama berhari-hari menjadi lautan merah dan putih – warna nasional Indonesia – bersama dengan taburan penggemar dari India dan Cina, bahkan selama tahap knock-out.

Sorak-sorai orang banyak naik dan turun dengan tembakan di lapangan, mengaum menyertai setiap pukulan atau erangan ketika shuttlecock keluar.

“Saya sudah mampir beberapa acara lain karena saya di sini, tapi saya pasti sangat senang dengan badminton,” kata Filia Paramita, 26 tahun, di antaranya menyemangati duo bintang Indonesia, Marcus Gideon dan Kevin Sukamuljo, di ganda semifinal pada hari Senin.

Hal ini membantu bahwa Indonesia telah tampil sangat baik dalam olahraga di Olimpiade – baik dalam acara individu maupun tim – bahkan melanggar dominasi Tiongkok pada olahraga.

Selain kesuksesan Christie, Gideon dan Sukamuljo akan menghadapi Muhammad Ardianto dan Fajar Alfian dalam final ganda putra semua Indonesia pada Selasa nanti.

Dengan penggemar berteriak di hampir setiap titik, dan beberapa orang menjadi gila oleh para penjual Indonesia yang menang, yang melemparkan baju-baju mereka yang berkeringat ke dalam tribun, suasana dapat sedikit menakutkan bagi pemain lain.

“Ini agak sulit dan Anda hanya perlu banyak fokus ketika orang Indonesia bermain di pengadilan lain dan penonton berteriak mendukung,” kata Saina Nehwal dari India, mantan petenis nomor satu dunia, setelah menyelesaikan pertandingan pekan ini.

Lucky Mirza, seorang pejabat hubungan pers untuk Olimpiade, mengatakan popularitas olahraga itu tercermin dalam penjualan tiket, dengan kegiatan bulutangkis yang laris hari sebelum acara dibandingkan dengan tribun yang kebanyakan kosong di acara seperti atletik atau hoki.

Meskipun sepak bola telah mengambil banyak Asia oleh badai dalam beberapa tahun terakhir, banyak di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, India dan Cina masih tumbuh bermain bulutangkis di halaman belakang atau gedung olahraga lingkungan mereka.

Indonesia memiliki rekam jejak keberhasilan di kompetisi bulu tangkis internasional dan telah memenangkan 26 medali emas dalam bulutangkis atas 15 versi Asian Games.

Sejak bulutangkis menjadi olahraga Olimpiade pada tahun 1992, bagaimanapun, persaingan dari negara-negara seperti Cina, India, Denmark dan Spanyol telah tumbuh secara nyata.

Itu berarti sedikit pada hari Selasa ketika beberapa menteri kabinet, mantan presiden dan pejabat pemerintah senior lainnya bergabung dengan ribuan penggemar Indonesia di tribun di arena untuk menghibur Christie dan pasangan ganda putra.

Ketika ditanya apakah penonton telah membantu penampilannya di final melawan Chou Tien-chen di Taiwan, Christie mengatakan: “Pasti, bukan hanya kerumunan, tetapi juga nenek saya, orang tua dan semua orang yang mendukung saya. Terima kasih, saya bisa melakukannya.”