Gunung Ile Lewotolok NTT Kembali Meletus Pada Kamis 21 September 2023
2 min read
Pos PGA atau Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok kembali mengabarkan aktivitas vulkanik gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Yeremias Kristianto Pugel selaku Petugasn Pos PGA Ile Lewotolok mengatakan, gunung setinggi 1.423 m dari permukaan laut (mdpl) tersebut kembali meletus, pada Kamis, 21 September 2023 kurang lebih jam 08.55 Wita.
Erupsi ini pun terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 36.4 mm serta durasi kurang lebih selama 58 seconds. “Tinggi kolom abu terlihat kurang lebih 700 m di atas puncak.”
“Kolom abu terlihat dengan warna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat serta barat laut,” ucap Yeremias.
Satu hari 90 kali meletus. Yeremias menjelaskan, pada kurun waktu Rabu, 20 September 2023 jam 00.00-24.00 Wita berlangsung 90 kali letusan dengan tinggi 200-400 m serta warna asap putih serta kelabu.
“Letusan ini juga diiringi dengan lontaran lava pijar serta gemuruh ataupun letusan lemah,” tuturnya.
Asap kawah bertekanan rendah terlihat berwarna putih serta kelabu dengan intensitas sedang sampai tebal serta tinggi 25-500 m di atas puncak kawah. Yeremias mengatakan, pada rentang waktu ini berlangsung kenaikan jumlah gempa embusan, yaitu sejumlah 234 kali.
“Total gempa embusan melonjak dari periode pemantauan pada Selasa, 19 September 2023, yaitu 122 kali,” ucapnya.
Yeremias berharap masyarakat setempat terus waspada, dengan tak memasuki serta melaksanakan kegiatan pada radius dua km dari pusat Ile Lewotolok. “Kami pun berharap masyarakat mewaspadai potensi bahaya dari guguran ataupun longsoran lava serta awan panas dari area timur puncak,” jelasnya.
Tidak cuma itu warga yang tinggal di sekitar lembah ataupun aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak supaya terus mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang bisa berlangsung terlebih di sekarang musim hujan.
Kemudian, ada pula potensi bahaya ancaman dari hujan abu yang arah serta jangkauan sebarannya bergantung pada arah serta kecepatan angin. Potensi bahaya lain, yaitu gas-gas vulkanik beracun semacam CO2, CO, SO2, serta H2S di kawasan puncak.
