Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Bola – Transparansi FIFA Bermasalah

2 min read

Sejumlah petinggi dari FIFA dimintai agar lebih mengutamakan transparansi supaya sejumlah masalah yang ada pada badan tertinggi sepak bola dunia tersebut, semisal dugaan suap terhadap pemenangan Rusia serta Qatar menjadi tuan rumah dalam Piala Dunia 2018 serta 2022, dapat segera terselesaikan. Pernyataan yang datang dari Ketua Dewan Investigasi Komite Etik FIFA, Michael Garcia, tersebut terlontar pada acara World Summit on Ethics in Sports di Zurich, pada hari Jumat (19/9/2014). Garcia berpendapat bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam menyelidiki sejumlah kasus ini lantaran minimnya informasi pihak terkait yang mana diduga turut terlibat.

“Kode Etik FIFA merupakan hukum yang bersifat kuat dan harus diimplementasikan dalam cara adil dan menyeluruh serta proses tersebut juga perlu mengarah pada suatu hal yang lain. Tujuannya yakni demi menanamkan kepercayaan pada proses itu,” terang Garcia.  “Akan tetapi, pada sejumlah kasus tertentu, pihak publik pun juga harus mempunyai kepercayaan pula bahwa proses tersebut juga bekerja dalam cara yang adil,” lanjutnya.

Secara lebih lanjut, Garcia yang mana juga seorang jaksa psda wilayah New York, Amerika Serikat, menyatakan bahwa kantor pengacara Manhattan pada saat ini dinilai mempunyai reputasi yang terbaik pada Negeri Paman Sam. Hal ini menurutnya, terjadi sebab mereka lebih mementingkan adanya transparansi kemudian mendapat kepercayaan besar publik. “Kami mempunyai hukum serta prosedur pidana kuat serta kami juga mempunyai track record yang baik. Saya pun ragu bahwa kami sanggup menerima kepercayaan seperti ini jika tak sanggup umumkan dakwaan secara jelas,” aku Garcia.

“Saya pun juga ragu terkait kami yang dapat menerima kepecayaan bila satu-satunya catatan pada proses tersebut tertuang hanyalah dalam bentuk nama maupun kalimat, seperti halnya pada suatu rilis media: Joe Smith dihukum 20 tahun sebab melanggar Kode Etik Amerika Serikat 1922.” “Mungkin akan ada dukungan publik yang bisa jadi sedikit informasi. Maka menurut saya, yang dibutuhkan saat ini adalah transparansi lebih besar pada proses, transparansi pada dakwaan, putusan maupun dasar dari keputusan, juga terus melindungi hak dari setiap orang.” “Saya rharap bahwa kode etik ini dapat dipelajari, diterapkan serta juga direvisi maka apabila memungkinkan kita dapat memiliki transparansi,” lanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *